Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaku bisnis asuransi umum mengaku kenaikan harga tiket pesawat domestik belum berdampak pada bisnisnya. Salah satu lini bisnis yang membidik segmen pesawat terbang adalah asuransi perjalanan.
PT Asuransi Adira Dinamika (Adira Insurance) mengklaim kenaikan harga tiket pesawat hingga kuartal I-2019 belum berdampak pada lini asuransi perjalanan.
Business Develepment Division Head Adira Insurance Tanny Megah Lestary mengatakan hingga Maret 2019 premi asuransi perjalanan sebesar Rp 3,2 miliar. Nilai ini tumbuh 6,67% year on year (yoy) dari posisi yang sama tahun lalu sebesar Rp 3 miliar.
"Berdasarkan data kami, kenaikan tiket pesawat tidak berpengaruh ke pembelian polis asuransi perjalanan. Bisa jadi karena selama ini pembelian asuransi perjalanan lebih banyak untuk internasional," ujar Tanny kepada Kontan.co.id kepada akhir minggu lalu.
Tanny menambahkan, nasabah yang membeli produk asuransi perjalanan di Adira Insurance memiliki tujuan bepergian ke luar negeri. Sekitar 90% destinasi tujuannya adalah luar negeri terutama Asia dan Eropa.
Sebelumnya Chief Executive Officer (CEO) Adira Insurance Julian Noor optimistis kinerja lini bisnis ini bisa lebih menggeliat lagi. Sebab perusahaan sudah menyiapkan produk asuransi perjalanan.
"Kita menyediakan tidak hanya kecelakaan saja saat perjalanan. Tapi juga kenyamanan mereka dalam perjalanan, misal keterlambatan pesawat juga kita jamin," ujar Julian.
Julian menilai travelling kini menjadi gaya hidup terutama milenial. Oleh sebab itu Adira Insurance menargetkan dapat meluncurkan produk asuransi untuk milenial jelang lebaran 2019.
"Milenial mau produk yang sederhana, tidak terlalu mahal, tapi juga coverage yang mencukupi nah ini yang kita lagi selesaikan. Sehingga bagi mereka gampang belinya lewat handphone dan harganya relatif murah," papar Julian.
Julian mengaku, hingga saat ini, Adira Insurance menjual produknya lewat marketplace atau e-commerce. Adapun pembelian yang paling dominan lewat ponsel pintar dan website, lalu marketplace kemudian agregator.
"Target premi tahun ini dobel digit tahun kemarin kita Rp 2,7 triliun. Di atas 10% yoy. Tahun ini tetap dominan di kendaraan bermotor, tapi tahun ini kemungkinan besar masih akan kembangkan ritel bisnis seperti travel insurance. Properti tetap main, tapi juga gali ritel propertinya," pungkas Julian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News