Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Maraknya ekspansi investor asing untuk mengambil alih bank di Indonesia tak membuat bank lokal kehilangan pamor. Industri perbankan nyatanya masih dikuasai bank yang dimiliki lokal.
Lima bank beraset terbesar di Indonesia bahkan masih diduduki oleh empat bank pelat merah: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), serta satu bank swasta lokal yaitu PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
Sampai September 2020 lalu OJK mencatat total aset lima bank tersebut senilai Rp 5.086 triliun atau setara 56,05% total aset industri perbankan senilai 9.074 triliun.
Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang merupakan bank terbesar di tanah air ini pun masih mencatat pertumbuhan yang mumpuni tahun lalu meski kinerja industri perbankan relatif terpuruk akibat pandemi.
Baca Juga: Bank-bank kecil jadi incaran akuisisi investor lokal dan global
Kredit BRI sampai November 2020 telah tercatat naik 1,74% (ytd) dari Rp 859 triliun akhir tahun lalu menjadi Rp 874 triliun. Sementara asetnya tumbuh lebih tinggi.
“Aset kami tumbuh 7,88% (yoy) ditopang dari didorong kenaikan simpanan 7,15% (yoy). Selain dalam bentuk kredit penempatan aset produktif turut mendukung pertumbuhan aset,” kata Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo kepada Kontan.co.id.
Kepala Riset Samuel Sekuritas Suria Dharma pun menilai lansekap industri perbankan nasional sejatinya memang akan tetap dikuasai para empat bank besar nasional tersebut meskipun ekspansi asing cukup masif.
Ini bisa dilihat dari tren akuisisi investor asing terhadap bank lokal. Cuma ada PT Bank Permata Tbk (BNLI) yang diakuisisi Bangkok Bank secara langsung. Sementara beberapa lainnya seperti MUFG Bank terhadap PT Bank Danamon Tbk (BDMN), SMFG terhadap PT Bank BTPN Tbk (BTPN), sampai KB Kookmin Bank yang akuisisi PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) dilakukan secara bertahap.
Baca Juga: Rencana penerbitan global bond menggeliat, ini yang perlu diwaspadai
“Bank lokal sekarang jauh lebih unggul dibandingkan bank asing di Indonesia. Beda konteksnya dengan zaman dulu. Bank asing yang mencoba dari nol malah kesulitan bersaing, sulit mengalahkan big four (BRI, Mandiri, BCA, BNI). Investor asing sulit bersaing di sini, malah kebanyakan menjadi pemain tier 2,” ujar Suria.
Meski demikian, bank yang dimodali investor asing masih punya nilai tambah salah satunya soal jaringan global. Termasuk untuk mengoneksikan bisnis mereka di tanah air dengan pelaku bisnis dari negara asal pemilik bank.
Direktur PT Bank CTBC Indonesia Liliana Tanadi mengakui hal ini. Dia bilang Bank CTBC Indonesia yang dikendalikan CTBC Bank asal Taiwan juga kerap mengandalkan nasabah-nasabah asal Taiwan di Indonesia untuk meningkatkan kinerja.
“Pemegang saham kami punya komitmen yang kuat untuk pasar di Indonesia. Mereka mendukung kami dalam pengembangan produk, teknologi hingga referral bisnis khususnya foreign direct investment dari Taiwan ke Indonesia,” ungkap Liliana.
Baca Juga: Pasar Bank Digital Dinilai Potensial, Bank Lokal Jadi Rebutan Pemodal
Namun hal tersebut juga punya kekurangan, apalagi dalam kondisi pandemi seperti yang memiliki skala global. Liliana pun mengaku tahun lalu kinerja Bank CTBC Indonesia memang cukup terhambat akibat pandemi. Profit Bank CTBC Indonesia disebut Liliana melorot, sementara pertumbuhan asetnya di kisaran 4-5%.
Sebaliknya, bank dengan investor asing yang justru fokus terhadap pasar lokal justru dapat mencatat kinerja yang relatif baik. PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR) misalnya telah mencatat laba yang positif pada 2020 senilai Rp 12,8 miliar. Tahun sebelumnya Bank Oke masih mencatat kerugian Rp 16,9 miliar.
Direktur Bank Oke Indonesia Efdinal Alamsyah bilang kredit tahun lalu tumbuh 31,07% sementara dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 19,80%. “Sejak awal fokus kami memang bukan kepada nasabah Korea melainkan ke perusahaan lokal. Sementara fokus ekspansi masih di segmen UMKM, dan tahun ini kami juga akan mulai berinvestasi untuk pengembangan retail banking,” kata dia kepada Kontan.co.id.
Baca Juga: Sektor perbankan kebanjiran investor asing
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News