kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Digempur asing, bank lokal masih menguasai pasar


Kamis, 14 Januari 2021 / 07:20 WIB
Digempur asing, bank lokal masih menguasai pasar


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

“Bank lokal sekarang jauh lebih unggul dibandingkan bank asing di Indonesia. Beda konteksnya dengan zaman dulu. Bank asing yang mencoba dari nol malah kesulitan bersaing, sulit mengalahkan big four (BRI, Mandiri, BCA, BNI). Investor asing sulit bersaing di sini, malah kebanyakan menjadi pemain tier 2,” ujar Suria. 

Meski demikian, bank yang dimodali investor asing masih punya nilai tambah salah satunya soal jaringan global. Termasuk untuk mengoneksikan bisnis mereka di tanah air dengan pelaku bisnis dari negara asal pemilik bank. 

Direktur PT Bank CTBC Indonesia Liliana Tanadi mengakui hal ini. Dia bilang Bank CTBC Indonesia yang dikendalikan CTBC Bank asal Taiwan juga kerap mengandalkan nasabah-nasabah asal Taiwan di Indonesia untuk meningkatkan kinerja. 

“Pemegang saham kami punya komitmen yang kuat untuk pasar di Indonesia. Mereka mendukung kami dalam pengembangan produk, teknologi hingga referral bisnis khususnya foreign direct investment dari Taiwan ke Indonesia,” ungkap Liliana.

Baca Juga: Pasar Bank Digital Dinilai Potensial, Bank Lokal Jadi Rebutan Pemodal

Namun hal tersebut juga punya kekurangan, apalagi dalam kondisi pandemi seperti yang memiliki skala global. Liliana pun mengaku tahun lalu kinerja Bank CTBC Indonesia memang cukup terhambat akibat pandemi. Profit Bank CTBC Indonesia disebut Liliana melorot, sementara pertumbuhan asetnya di kisaran 4-5%. 

Sebaliknya, bank dengan investor asing yang justru fokus terhadap pasar lokal justru dapat mencatat kinerja yang relatif baik. PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR) misalnya  telah mencatat laba yang positif pada 2020 senilai Rp 12,8 miliar. Tahun sebelumnya Bank Oke masih mencatat kerugian Rp 16,9 miliar.

Direktur Bank Oke Indonesia Efdinal Alamsyah bilang kredit tahun lalu tumbuh 31,07% sementara dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 19,80%. “Sejak awal fokus kami memang bukan kepada nasabah Korea melainkan ke perusahaan lokal. Sementara fokus ekspansi masih di segmen UMKM, dan tahun ini kami juga akan mulai berinvestasi untuk pengembangan retail banking,” kata dia kepada Kontan.co.id. 

Baca Juga: Sektor perbankan kebanjiran investor asing

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×