Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan PT Bank Mandiri Tbk meminta agar Bank Mandiri dapat menginjeksi modal anak usaha syariah perseroan yakni PT Bank Syariah Mandiri.
Hal ini disampaikan oleh Anggota Komisi XI DPR-RI dari Fraksi Golkar Sarmuji. Menurutnya, penguatan modal Mandiri Syariah dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi syariah di Tanah Air. Selain itu, dengan lebih kuatnya modal Mandiri Syariah maka ruang gerak untuk ekspansi akan lebih terbuka.
Baca Juga: Begini bocoran target kinerja Bank Mandiri tahun 2020
"Dari semua bank syariah di Indonesia, Mandiri Syariah yang paling memungkinkan untuk naik ke BUKU IV," katanya di Jakarta, Selasa (26/11). Menanggapi hal tersebut, Plt Direktur Utama Bank Mandiri Sulaiman Arif Arianto mengatakan pihaknya sebagai pemegang saham pengendali Mandiri Syariah memang terus berkomitmen untuk memperkuat modal.
Meski begitu, Sulaiman menjelaskan walau menjadi bank syariah terbesar, Mandiri Syariah secara industri masih belum terlalu besar. Pasalnya, bila merujuk pada laporan keuangan Mandiri Syariah, tercatat total modal inti (tier 1) sebesar Rp 8,39 triliun per September 2019.
Kendati meningkat dari tahun sebelumnya sebanyak 8,82% secara year on year (yoy), posisi modal inti tersebut masih sangat jauh dari ketentuan modal inti BUKU IV yang minimal sebesar Rp 30 triliun.
Artinya, Mandiri Syariah masih membutuhkan modal segar untuk Tier 1 sebanyak Rp 21,61 triliun untuk dapat naik ke BUKU IV. Kendati demikian, bank berlogo pita emas ini tetap akan berupaya untuk mendorong pertumbuhan Mandiri Syariah.
Baca Juga: Dua perusahaan gadai kantongi izin usaha dari OJK
"Memang ada grand strategy dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Pemerintah secara industri yang sekarang dilakukan untuk mendorong bank syariah," ujarnya.
Secara terpisah, Direktur Keuangan Bank Mandiri Panji Irawan menambahkan ada beberapa opsi penguatan modal Mandiri Syariah yang bisa dilakukan. Pertama, yakni melalui penyuntikan modal oleh induk.
Kedua, menjadikan Mandiri Syariah sebagai perusahaan terbuka alias initial public offering (IPO) atau mencari investor strategis. Ketiga, melalui penerbitan obligasi subordinasi (subordinated bonds). "Itu semua masuk dalam rencana kami, tapi kami menunggu angka tahun ini final dulu. Nanti dilihat ada kebutuhan atau tidak," ujar Panji.