kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Diminta DPR suntik modal Mandiri Syariah, begini jawaban Bank Mandiri


Selasa, 26 November 2019 / 15:59 WIB
Diminta DPR suntik modal Mandiri Syariah, begini jawaban Bank Mandiri
ILUSTRASI. Petugas teller melayani nasabah di Bank Syariah Mandiri Jakarta, Jumat (1/11). DPR meminta Bank Mandiri dapat menginjeksi modal anak usaha syariah perseroan yakni PT Bank Syariah Mandiri./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/01/11/2019.


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

Sebelumnya, beredar kabar mengenai adanya rencana untuk menggabungkan bank syariah milik badan usaha milik negara (BUMN). Dalam hal ini, Mandiri Syariah berpotensi mengakuisisi anak usaha syariah PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) pasca spin off. Langkah ini memang lebih cepat untuk mendorong perkembangan perbankan syariah terutama di lingkungan BUMN.

Sebelumnya, Direktur Keuangan BTN Nixon Napitupulu menjelaskan setidaknya perseroan punya tiga opsi untuk menggelar aksi spin off. Pertama, perseroan akan membentuk entitas baru untuk sebagai bank umum syariah (BUS) sebagai pelimpahan UUS. Namun, Nixon bilang opsi ini dinilai perseroan butuh waktu dan dana besar.

“Kalau membuat perusahaan baru akan lama, sementara ketentuannya spin off UUS paling lambat dilakukan pada 2023. Sedangkan soal dana, dari kalkulasi kasar, kami setidaknya butuh Rp 4,5 triliun hingga Rp 5 triliun untuk menjaga ekspansi BUS yang kami dirikan setidaknya hingga lima tahun setelah spin off,” katanya, Jumat (4/10).

Baca Juga: Viral rekening terpotong otomatis tanpa izin, ini penjelasan BPJS Kesehatan

Sedangkan opsi kedua adalah perseroan berencana untuk membeli BUS berukuran kecil yang sudah ada dan kemudian menggabungkannya dengan UUS perseroan, sehingga BTN tak perlu mendirikan entitas baru.

Sayangnya opsi ini juga kandas, Nixon bilang sejatinya perseroan telah memiliki dua calon BUS untuk digabung dengan UUS perseroan. Namun, perseroan menilai dua calon BUS tersebut tak memiliki kriteria yang ditentukan.

Nah, opsi terakhir adalah kebalikan dari opsi sebelumnya. UUS perseroan akan diakuisisi oleh BUS yang sudah ada. Ini jadi opsi yang paling potensial sebab Nixon bilang, saat ini telah menjalin komunikasi terkait dengan BUS milik bank pelat merah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×