kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Diminta gunakan satu ATM, ini kata Bank Mandiri


Kamis, 26 Februari 2015 / 16:14 WIB
Diminta gunakan satu ATM, ini kata Bank Mandiri
ILUSTRASI. Ini lo pentingnya Anda berinvestasi pada desain furnitur untuk rumah Anda yang berkualitas!


Reporter: Issa Almawadi | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarmo meminta agar bank-bank plat merah tidak lagi melakukan pengadaan mesin ATM sendiri, melainkan secara bersama-sama. Namun menurut Bank Mandiri, permintaan pemerintah tersebut tidak akan berpengaruh signifikan bagi beban operasional bank, apalagi dalam hal penurunan bunga kredit.

"Memang secara logika, bunga kredit bisa turun jika ada efisiensi biaya yang dikeluarkan bank. Jika memang tujuannya untuk menurunkan bunga kredit, tapi komponennya tidak hanya itu saja," ujar Rohan Hafas, Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri kepada KONTAN, Kamis (26/2).

Rohan merinci, salah satu komponen dalam perhitungan bunga kredit di bank adalah biaya dana (cost of fund) yang dikeluarkan untuk menarik simpanan dari masyarakat. Rohan bilang, kisaran biaya dana di Bank Mandiri mencapai 4%-5%. Komponen lainnya adalah biaya operasional, baik itu pengadaan infrastruktur, gaji pegawai dan lainnya yang berkisar 2%-2,5%.

Belum lagi dengan pajak perusahaan yang berkisar 0,5% ditambah dengan provisi dan giro wajib minimum (GWM). "Jika komponen-komponen itu dirata-rata, maka bank punya beban 10%-10,5%. Sementara, jika rata-rata bunga kredit 12%, maka bank cuma dapat margin hanya 2% saja," jelas Rohan.

Untuk itu, Rohan kembali menegaskan, pengadaan ATM secara bersama tidak akan berdampak signifikan bagi beban operasional bank. Apalagi, lanjut Rohan, ke depannya penambahan jumlah ATM akan terus berkurang seiring dengan peningkatan transaksi non tunai.

Rohan berpendapat, jumlah ATM kedepan justru akan terus berkurang seiring dengan shifting transaksi perbankan yang sudah berpindah ke mobile banking. Bahkan, lanjut dia, transaksi yang biasa dilakukan di ATM seperti tarik tunai secara perlahan mulai ditinggalkan karena masyarakat sudah mengenal yang namanya transaksi non tunai.

Peralihan transaksi itu pun, kata Rohan, akan diperkuat dengan program branchless banking atau layanan bank tanpa kantor. "Jadi, penetrasi transaksi di ATM semakin berkurang. Apalagi, program branchless banking ke depannya tidak hanya di daerah saja tapi juga masuk ke kota-kota besar," ucap Rohan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×