kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Dinilai telah berkembang pesat, pemerintah dituntut kembangkan ekonomi digital


Rabu, 08 Juli 2020 / 20:04 WIB
Dinilai telah berkembang pesat, pemerintah dituntut kembangkan ekonomi digital
ILUSTRASI. Ilustrasi keuangan digital. KONTAn/Muradi/2017/04/18


Reporter: Annisa Fadila | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi yang menyebabkan sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) terimbas membuat ekonom Bank Mandiri melakukan survei. Chief Ekonomist Bank Mandiri Andry Asmara mengatakan, sebanyak 42% UMKM tidak memiliki channel online. Sementara 24% telah beralih ke ranah online dan bisnisnya masih dapat beroperasi.

Ia bilang, sejak pandemi omset penjualan pun turun signifikan, yakni mencapai 50%. Hal ini menyebabkan UMKM yang belum memiliki akses ke platform digital hanya bertahan kurang lebih 3 bulan.

Baca Juga: Jumlah penggunanya diklaim setara perbankan, ini yang bakal dilakukan OVO

“Sebelumnya pada Mei lalu kami telah melakukan survei ke UMKM yang masih menjadi partner Bank Mandiri maupun di luar partner kami. Tercatat, hanya 24% UMKM yang masih bertahan dan telah menggunakan platform digital. Sehingga, di sinilah peran pemerintah dibutuhkan untuk mendukung bisnis UMKM,” ujar Andry dalam virtual conference (8/7).

Hal senada juga dipaparkan oleh Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki. Ia bilang, pihaknya berharap pemerintah maupun industri keuangan dapat menggenjot digitalisasi guna memenuhi kebutuhan masyarakat, sekaligus mendukung bisnis UMKM.

“Ke depan setelah pandemi, digitalisasi akan menjadi penting. Karena akan ada kemungkinan perubahan perilaku konsumen yang senang berbelanja secara online. Namun yang terpenting, digitalisasi juga dapat memperluas akses pasar bagi UMKM, terlebih digitalisasi menjadi alternatif untuk referensi pembiayaan yang lebih efisien,” kata Teten.

Padahal, Presiden Direktur OVO Karaniya Dharmasaputra menilai perkembangan digital sudah berkembang pesat di Indonesia. Sehingga, langkah pemerintah dalam memanfaatkan ekonomi digital harus agresif guna mendukung pertumbuhan ekonomi.

Baca Juga: Tanggapi soal pengembalian pengawasan bank ke BI, pengusaha kritik keras kinerja OJK

Terlebih menurutnya, industri fintech telah menjadikan segmen UMKM sebagai fokus utama. Oleh sebabnya, untuk memanfaatkan ekonomi digital, mobile penetration sangat dibutuhkan.

“Apalagi saat ini e-commerce kita tumbuh 1,4% dan ini akan tumbuh 2 kali lipat di tahun 2023. Tentu hal ini melibatkan potensi yang besar bagi pertumbuhan bisnis UMKM. Maka dari itu, pemerintah tinggal melangkah lebih jauh untuk memajukan ekonomi digital ini,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×