kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dipimpin East Ventures, komunal raih pendanaan Rp 30 miliar


Selasa, 21 September 2021 / 14:09 WIB
Dipimpin East Ventures, komunal raih pendanaan Rp 30 miliar
ILUSTRASI. Manajemen perusahaan fintech peer-to-peer (P2P) lending online PT Komunal Finansial Indonesia


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Komunal, perusahaan fintech pertama yang menyediakan jasa Neo-rural bank secara lokal di Indonesia, mengumumkan telah meraih pendanaan Seri A sebesar US$ 2,1 juta atau sekitar Rp 30 miliar. 

Investasi ini dipimpin oleh East Ventures dengan partisipasi dari Skystar Capital. Keduanya juga merupakan investor Komunal dalam pendanaan tahap awal. 

Hendry Lieviant, Co-Founder Komunal mengatakan, dana segar ini akan digunakan untuk mengakselerasi misi perusahaan untuk mendorong inklusi finansial di Indonesia dengan memperkuat produk terbaru Komunal, yaitu DepositoBPR. 

"Baru-baru ini, DepositoBPR mendapatkan lisensi resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan nomor lisensi: S-178/MS.72/2021. Lisensi ini menjadikan Komunal funding agent (agen pendanaan) resmi pertama di Indonesia," kata Hendry, dalam keterangan resmi, Selasa (21/9). 

Baca Juga: OJK perpanjang restrukturisasi kredit perbankan hingga Maret 2023

Kehadiran Funding agent dalam ekosistem OJK Ikatan Keuangan Digital (IKD) bertujuan untuk menyediakan platform yang bisa menghubungkan deposan dan peminjam dengan institusi finansial di seluruh Indonesia, terutama dengan BPR (Bank Perkreditan Rakyat), yang menawarkan produk pendanaan yang sangat menarik.

Mengingat, Indonesia memiliki 1.500 BPR yang tersebar di seluruh daerah. Namun bank ini hanya diperbolehkan menyalurkan kredit di provinsi masing-masing.

Meski demikian, mereka diperbolehkan untuk menerima deposit dari berbagai daerah dengan jaminan bunga hingga 2,5% lebih tinggi dari bank komersial dari pemerintah. Sayangnya ribuan BPR gabungan ini hanya berkontribusi 1,5% dari total deposan negara.

"Karena sebagian besar BPR ini terletak di daerah pinggiran kota dan belum terdigitalisasi sehingga produk mereka tidak dikenal dan tidak dapat diakses oleh deposan perkotaan," terangnya. 

Baca Juga: LPS siapkan pembayaran nasabah dan likuidasi BPR Syariah Asri Madani Nusantara

DepositoBPR memungkinkan seluruh penduduk Indonesia untuk mendapatkan bunga tertinggi yang dijamin oleh pemerintah saat membuka rekening deposito yang bebas risiko di BPR di daerah manapun, tanpa harus mendatangi bank secara langsung. 

Di sisi lain, BPR tetap bisa menerima deposit dari seluruh Indonesia tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar untuk membuka cabang dan untuk kegiatan marketing.

Dengan kata lain, BPR dapat tetap menerima setoran tanpa mempedulikan batasan geografi, dan bisa mengalokasikan biaya operasional yang lebih rendah untuk jasa Komunal, dengan menggunakan platform DepositoBPR .

“Kami percaya kerja sama yang kuat antara funding agent dan BPR akan mendorong inklusi finansial negara ini dengan sangat baik. Karena skala usaha BPR lebih kecil dibandingkan bank komersial, mereka memiliki perubahan kebutuhan yang sangat dinamis dalam hal pemberian pinjaman dan pendanaan," jelasnya. 

Ia menilai berbagai kolaborasi dari sisi pinjaman, namun BPR tidak memiliki banyak pilihan untuk menyalurkan pendanaan walaupun mereka menawarkan produk yang menarik dan aman. 

Di masa pandemi, ironi ini semakin terlihat saat bank komersial lainnya memiliki likuiditas yang tinggi dengan penawaran bunga yang rendah, sedangkan BPR mengalami kesulitan menerima deposit hanya karena 95% dari deposan Indonesia tinggal di area perkotaan. Kami berharap platform ini bisa menjembatani masalah ini. 

Baca Juga: Relaksasi restrukturisasi kredit perbankan diperpanjang satu tahun ke depan

Salah satu tantangan utama dalam mengembangkan platform ini adalah membakukan dan mengoptimalkan proses-proses BPR yang saat ini masih terpecah-pecah sehingga deposan mendapatkan pengalaman terbaik. 

Misalnya, mengganti tanda tangan basah menjadi digital, mengenali identitas nasabah melalui video call dengan vendor e-KYC (Know Your Customer), dan yang paling penting adalah mengubah bilyet fisik menjadi e-bilyet. Semua ini belum pernah dilakukan dalam sejarah BPR.

Dengan membawa digitalisasi ke ekosistem, Komunal akan meluncurkan e-bilyet deposito BPR pertama di Indonesia, di akhir tahun 2021 ini. “E-bilyet merupakan fitur yang revolusioner. 

Selama ini deposito BPR masih mengandalkan bilyet atau sertifikat fisik. Contohnya, BPR di Bali harus mengirimkan bilyet fisik ke deposan yang berlokasi di Jakarta, sebaliknya deposan harus mengirimkan bilyet fisik ke BPR jika ingin menarik deposit mereka. 

"Akhirnya, biaya logistik yang cukup tinggi tidak bisa terhindarkan. Melalui e-bilyet, masalah ini bisa teratasi dan visi Komunal untuk membuat produk yang dapat diakses secara nasional bisa tercapai,” jelas Kendrick Winoto, Co-Founder Komunal.

Hingga kini, Komunal telah bermitra dengan 60 BPR di Jawa dan Bali, serta meluncurkan DepositoBPR versi beta di bulan Agustus 2021. Komunal sedang fokus untuk melipatgandakan market share BPR dengan menawarkan bunga yang lebih tinggi dan memberikan layanan transaksi yang lebih mulus kepada nasabah lama maupun baru. 

Selanjutnya: BPKP dan LPS meneken nota kesepahaman kerjasama penanganan bank

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×