Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Sahabat Sampoerna membukukan pertumbuhan laba bersih 9,4% year on year (yoy) menjadi Rp42 miliar hingga kuartal ketiga 2021. Kinerja itu ditopang oleh pendapatan operasional non-bunga yang naik 94% yoy menjadi Rp 30 miliar pada 9 bulan pertama tahun 2021.
Hal ini antara lain didorong oleh peningkatan jumlah transaksi digital mencapai 23,8 juta kali hingga kuartal ketiga 2021. Nilai itu meningkat hampir 3 kali lipat dibandingkan dengan jumlah transaksi pada sembilan bulan pertama tahun 2020.
Direktur Utama Bank Sampoerna, Ali Rukmijah, menjelaskan bahwa kinerja yang diraih Bank Sampoerna tidak terlepas dari hasil transformasi secara digital yang dimulai sejak beberapa tahun lalu dan masih terus berlangsung.
“Bank Sampoerna berkomitmen untuk terus bertransformasi secara digital dan terus memutakhirkan layanan perbankan digital agar mempermudah nasabah dalam memenuhi kebutuhan perbankan mereka, termasuk UMKM yang akan memperoleh manfaat besar lewat layanan digital,” ungkap Ali dalam keterangan resmi pada Senin (15/11).
Baca Juga: Salurkan kredit sindikasi Rp 2 T, Bank DKI sebut industri pulp & paper prospektif
Pertumbuhan transaksi digital Bank Sampoerna menunjukkan tren yang sangat baik. Meski tidak belum terlepas dari dampak penurunan aktivitas ekonomi secara keseluruhan, jumlah transaksi digital terus bertumbuh dan hingga September 2021
Henky Suryaputra, Direktur Keuangan & Perencanaan Bisnis, bilang bank telah berkomitmen untuk selalu meningkatkan transformasi digital yang sampai saat ini telah dijalankan. Di samping layanan internet banking, mobile banking, digital lending melalui PDaja.com, dan virtual account.
“’Bank Sampoerna juga berkolaborasi dengan berbagai fintech P2P lending, seperti Mekar untuk pemberdayaan UMKM khususnya perempuan, serta mendukung perluasan implementasi Gerbang Pembayaran Nasional (GPN),” papartnya.
Adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di banyak wilayah di Indonesia hingga kuartal III 2021, tidak dapat dihindari mempengaruhi jumlah permintaan kredit yang diterima dan penyaluran kredit yang dilakukan. Total kredit Bank Sampoerna stabil di Rp 8,0 triliun pada akhir September 2021 dan diharapkan mencapai Rp 8,4 triliun di akhir tahun 2021.
Henky Suryaputra lebih lanjut menyampaikan bahwa kualitas kredit merupakan hal lain yang sungguh-sungguh diperhatikan oleh Bank Sampoerna. Rasio kredit bermasalah (NPL) bruto dapat dijaga pada level 2,9%.
Baca Juga: Kinerja makin membaik, kerugian Bank KB Bukopin (BBKP) menipis pada Kuartal III
Beban penyisihan penurunan nilai kredit yang dilakukan pada 9 bulan pertama tahun 2021 mencapai Rp 171 miliar, atau meningkat 22% dibandingkan dengan yang dibukukan pada tahun lalu. Hal ini menjadikan rasio Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) terhadap total aset produktif meningkat 76 basis poin menjadi 3,74% pada akhir September 2021.
Bank juga terus berkomitmen melakukan serangkaian aktivitas sosial berkelanjutan untuk menunjang kebutuhan nasabah dan masyarakat lainnya. Bersama dengan KSP Sahabat Mitra Sejati, pada bulan Juli dan Agustus, Bank Sampoerna mengadakan kegiatan Berbagi Sembako dengan membagikan sebanyak 30.000 paket sembako yang didistribusikan melalui kantor cabang di seluruh Indonesia melalui kolaborasi dengan kantor kepolisian serta dinas koperasi setempat.
Bank juga turut terlibat dalam upaya mendukung program vaksinasi pemerintah dengan bekerjasama dengan Sampoerna Strategic Grup, menyelenggarakan 2 tahapan vaksin yang diperuntukkan bagi karyawan dan keluarga karyawan. Hingga akhir September 2021 lebih dari 90% karyawan Bank Sampoerna sudah melakukan vaksinasi Covid 19.
“Dukungan masyarakat dan seluruh stakeholder adalah alasan kami untuk terus melayani masyarakat dan optimis dapat menutup tahun 2021 ini dengan baik,” tutup Ali.
Selanjutnya: Layani transaksi di rumah sakit, Bank Mandiri rilis layanan Healthcare Solutions
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News