Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dividen jumbo yang disetor oleh bank-bank pelat merah bisa jadi tak terulang untuk tahun 2024. Mengingat, ada beberapa kondisi yang menyebabkan pertumbuhan laba tak setinggi tahun lalu.
Baru-baru ini, Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan target dividen BUMN tahun 2024 senilai Rp 80,2 triliun, sama dengan yang didapat tahun ini. Ia juga mendorong agar dividen tersebut tak bergantung pada bank milik BUMN.
“kita dorong juga tidak bisa yang namanya dividen itu hanya bergantung pada himpunan bank negara (Himbara) saja tapi kita mendorong kelompok usaha lain untuk bisa melakukan dividen yang baik,” ujar Erick belum lama ini.
Baca Juga: Emiten Batubara Dihantui Pelemahan Harga Batubara, Simak Rekomendasi Sahamnya
Memang, Erick tak menyebutkan secara pasti apakah itu berarti dividen dari himbara bisa jadi turun. Namun, ia bilang secara umum dengan tantangan global, cukup berat untuk mencapai target dividen yang sama di tahun depan.
Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy menilai memang dorongan BUMN untuk tidak selalu mengandalkan himbara memiliki banyak arti. Salah satunya, ada kemungkinan dividen dari himbara turun karena labanya tak setinggi tahun 2022.
Menurutnya, penurunan laba himbara bisa dipengaruhi oleh pencadangan yang dilakukan untuk kredit-kredit yang disalurkan kepada kredit untuk BUMN Karya yang saat ini terancam gagal bayar.
“most likely tidak akan kenaikan laba tidak setinggi tahun lalu karena akan dicoba untuk pencadangan itu,” ujar Budi.
Direktur Keuangan BTN Nofry Rony mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya tetap berusaha untuk memberikan dividen yang optimal kepada pemegang saham. Dimana, proyeksi dividen payout ratio untuk tahun 2024 sekitar 20%.
Baca Juga: Pemerintah Larang Ekspor Bauksit, Ini Dampaknya Terhadap Kinerja Aneka Tambang (ANTM)
Memang, rasio tersebut tak berubah dengan yang diberikan untuk dividen di 2022. Di mana, BTN memberikan dividen untuk negara senilai Rp 365,4 miliar dari laba yang dibukukan mencapai Rp 3,04 triliun.
Tak hanya itu, dengan situasi yang ada saat ini, Nofy bilang bahwa pihaknya optimistis labanya bisa tumbuh dibandingkan tahun lalu. Sebelumnya, BTN menargetkan laba bersih tumbuh 10% menjadi sekitar Rp 3,3 triliun.
“Kami menargetkan laba di atas Rp 3 triliun,” ujarnya.