Reporter: Arsy Ani Sucianingsih | Editor: Adi Wikanto
Jakarta. Bank Kesejahteraan Ekonomi berencana menerbitkan obligasi subordinasi ( subdebt ) sebesar Rp 200 miliar. Bank Kesejahteraan berencana melakukan aksi korporasinya pada bulan Oktober 2016.
Direktur Utama Bank Kesejahteraan Sasmaya Tuhulelehey mengatakan, masih pemilihan penjamin emisi dan penunjang pasar modal untuk penerbitan subdebt . "Saat ini penjamin emisi yang bersedia ada empat perusahaan, tapi kita lagi lihat dulu. Kalau bisa ya BUMN," katanya, Kamis (21/7).
Rencananya, hasil subdebt untuk penambahan modal kerja, terutama mendukung penyaluran kredit. Hingga semester I posisi rasio kecukupan modal alias capital adequacy ratio (CAR) berada pada angka 14,6%. Setelah penerbitan obligasi, CAR bakal naik menjadi 22%. "Tapi jika dana obligasi tersebut digunakan sepenuhnya, maka akhir tahun CAR ada pada level 18%-19%," imbuhnya.
Sasmaya menjelaskan, walaupun kecil Bank Kesejahteraan yakin akan tetap mampu berkompetisi dengan bank-bank besar dan bermodal besar. Dengan fokus pada segmen yang potensial, melakukan inovasi, memilih model bisnis yang tepat serta didukung teknologi mumpuni, Bank Kesejahteraan yakin dapat terus tumbuh dan berkembang.
"Apalagi ke depan, teknologi digital akan merubah peta persaingan perbankan secara signifikan. Untuk menjangkau banyak nasabah, bank tidak lagi harus membuka banyak cabang atau menambah jumlah mesin ATM yang menghabiskan capital expenditure besar, cukup melalui teknologi branchless banking," jelasnya.
Dengan bekerja sama dengan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, Bank Kesejahteraan tidak perlu membangun teknologi lagi-lagi bagi. Sebuah bank, tidak harus menggunakan investasi sendiri, tapi bisa melalui partnership dan dukungan perusahan penyedia teknologi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News