kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Dongkrak UMKM untuk naik kelas, Jabar Ventura gandeng Kaya.id


Jumat, 07 Agustus 2020 / 13:09 WIB
Dongkrak UMKM untuk naik kelas, Jabar Ventura gandeng Kaya.id
ILUSTRASI. Dana Pemulihan Untuk UMKM: Perajin batik tulis di workshop BAtik Tradisiku, Bogor, JAwa Barat, Rabu (8/7). Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi prioritas pemerintah untuk memulihkan ekonomi nasional dari pandemi Covid-19. Pemerintah menyediakan


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebagai tulang punggung ekonomi nasional dinilai perlu ditingkatkan kapasitasnya agar mampu bersaing di pasar lokal maupun global. Hanya saja, mayoritas UMKM belum memiliki kapasitas pengembangan bisnis yang memadai. Seiring dengan pertumbuhan dan berkembang serta meningkatnya produksi, maka serapan tenaga di sekitar lokasi tempat usaha juga akan meningkat.

Kondisi tersebut direspons oleh PT Sarana Jabar Ventura (SJV) dengan menggandeng perusahaan bisnis inkubasi UMKM, PT Lumina Kaya Indonesia (KAYA.ID), untuk program pendampingan  dan pengembangan UMKM binaannya. Kali ini SJV memilih, PT Zanada Corp Education (merk KIZZ Crunchy) yang berlokasi di kota Bandung, untuk diberikan dukungan pendanaan dan pendampingan pemasaran. 

Baca Juga: Subsidi gaji pekerja bergaji di bawah Rp 5 juta ditargetkan cair September 2020

PT Zanada Corp Education saat ini memproduksi kudapan chips berbasis bahan tempe dengan berbagai rasa. Penandatanganan perjanjian kerjasama SJV dengan merk KIZZ Crunchy dan juga KAYA.ID dilaksanakan secara virtual karena tetap mematuhi anjuran protokol kesehatan dan keselamatan pandemi Covid-19 pada hari Jumat  7 Agustus 2020, pukul 9 pagi wib. 

Direktur Utama SJV, Rahmat Fajar, menjelaskan bahwa kesulitan UMKM yang utama adalah pendanaan kebutuhan modal kerja. SJV bisa membantu UMKM, salah satunya lewat skema obligasi konversi yang dimaksudkan untuk lebih memacu UMKM berbentuk badan usaha dengan manajemen yang rapih dan kian berkembang pendapatan maupun keuntungan usahanya. Namun untuk itu diperlukan pendampingan pada aspek branding dan pemasaran yang memungkinkan UMKM meraih pangsa pasar lebih luas. 

“SJV siap membantu dari sisi pendanaan dan pembiayaan modal kerja lewat skema obligasi konversi. Jadi kami bisa fokus di aspek tersebut untuk mengembangkan UMKM binaan kami. Lalu teman-teman dari Kaya.id bisa mendampingi pada sisi branding dan marketing. Kita harus berpikir dan bertindak out of the box untuk mencapai kinerja yang lebih baik,” ujar Rahmat dalam keterangannya, Jumat (7/8).

Dede Sudianto dari merk KIZZ Crunchy mensyukuri kerjasama ini. Menurutnya, dengan kolaborasi ini, pelaku UMKM bisa fokus pada aspek produksi dan terbantu oleh KAYA.ID untuk aspek pemasarannya. “Saya sangat gembira dengan paket dukungan ini karena kalau ingin UMKM tambah maju atau naik kelas, tidak cukup dengan bantuan modal saja. Kami juga harus dibantu pada aspek pemasaran yang masih jadi kendala selama ini,” kata Dede.

Baca Juga: Asyik, bulan ini pemerintah bakal bagi-bagi bansos Rp 2,4 juta ke pelaku UMKM

SJV mengalokasikan dana sebesar Rp 500 juta untuk kerjasama dengan merk KIZZ Crunchy yang nantinya bisa dialihkan menjadi equity participation. Dengan skema kerjasama tersebut, pada tahun pertama produksi ditargetkan meningkat lima kali lipat, dari 2.000 packs menjadi 10.000 packs per bulan. Jika selama ini pasar hanya di Bandung dan sekitarnya, kerjasama ini memungkinkan produk menjangkau pasar lokal dan bahkan internasional. Harapan Dede, upaya serupa bisa diimplementasikan kepada UMKM lainnya dan memberikan hasil sesuai harapan. 

Sementara itu, selaku pendamping inkubasi bisnis, Direktur Utama KAYA.ID Nita Kartikasari menyatakan, salah satu kesulitan UMKM naik kelas karena kekurangan sumber daya pemasaran yang berpengalaman dan juga konsultan bisnis yang bisa membantu mengeksekusi strategi pemasaran. Nita berharap UMKM Indonesia harus bisa tumbuh menjadi merek yang besar di Indonesia dan bahkan di pasar internasional. 

UMKM butuh partner untuk membangun brand dan melakukan pemasaran, yang merupakan core bisnis kami. “Kami juga sangat senang bisa bermitra dengan SJV agar UMKM Indonesia bisa berkembang menjadi brand besar dan bersaing secara global. Misi kami untuk membuat minimal satu UMKM Indonesia menjadi perusahaan publik dalam 3-5 tahun dari sekarang, dan mempunyai daya saing di pasar dunia,” ujar Nita. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×