Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan syariah didorong untuk mulai ekspansif menyalurkan pembiayaan ke segmen korporasi. Ini bisa jadi alternatif menghadapi stagnansi pertumbuhan perbankan syariah.
“Pertumbuhan perbankan syariah saat ini belum optimal, padahal di Indonesia potensinya sangat besar, kita merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia,” kata Ketua Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah Ventje Rahardjo dalam Webinar Maybank Shariah Thought Leader Forum, Kamis (2/7).
Baca Juga: Bank Muamalat: Upaya penambahan modal masih berproses di OJK
Dari catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hingga April 2020 aset perbankan syariah tercatat masih belum bergerak di kisaran 6% dibandingkan total aset industri perbankan dengan pangsa pasar di kisaran 9%. Padahal pada 2023, perbankan syariah punya target untuk mengusai 20% pangsa pasar.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) Taswin Zakaria bilang salah satu alternatif untuk mengembangkan perbankan syariah bisa dengan mengoptimalkan segmen pembiayaan korporasi.
“Sejak kami mendirikan UUS, kami melihat kalau mulai dari segmen ritel pertumbuhannya memang akan lama, makanya kami mulai dari korporasi pada 2014 lalu,” kata Taswin.
Ia mencontohkan pembiayaan pertama yang dilakukan oleh Maybank Syariah pada 2014 saat itu kepada PT Garuda Indonesia, untuk pemberangkatan haji Rp 1,5 triliun dan PT Angkasa Pura senilai Rp 2 triliun.