Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mengoptimalkan likuiditas dengan menempatkan dana ke surat berharga mencapai Rp 286,84 triliun secara bank only per Juni 2022.
Merujuk laporan keuangan, posisi tersebut naik 36% year on year (yoy) dari posisi yang sama tahun lalu senilai Rp 210,23 triliun.
Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi AS Aturridha menyatakan penempatan dana di SBN merupakan bagian dari strategi manajemen likuiditas dan optimalisasi asset liability management bank.
Investasi pada instrumen Surat Berharga Negara dilakukan dengan memperhatikan berbagai faktor, antara lain ekses likuiditas yang tersedia, pertumbuhan kredit, serta risk appetite bank.
Baca Juga: Sumitomo Mitsui dan MUFG Dikabarkan Tertarik Akusisi Bank Panin
“Porsi kepemilikan Surat Berharga Negara Bank Mandiri bersifat dinamis seiring dengan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan kredit serta menyesuaikan dengan kondisi perekonomian,” ujarnya kepada Kontan.co.id pada pekan lalu.
Sedangkan penyaluran kredit Bank Mandiri secara konsolidasi tumbuh 12,22% year on year (yoy) menjadi Rp 1.138,31 triliun di paruh pertama 2022. Hingga akhir tahun, Bank Mandiri memproyeksikan pertumbuhan kredit 8% hingga 11% yoy.
Langkah ini seiring dengan upaya perbankan terus memacu fungsi intermediasi dengan menyalurkan pertumbuhan kredit 10,66% year on year (yoy) per Juni 2022. Pertumbuhan itu lebih cepat dibandingkan penempatan dana bank di surat berharga negara (SBN).
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian keuangan, penempatan dana bank di SBN mencapai Rp 1.649,83 triliun per 18 Agustus 2022. Nilai itu tumbuh hanya tumbuh 8% yoy dibandingkan posisi yang sama tahun lalu Rp 1.527,64 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News