Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan menyambut baik langkah Bank Indonesia (BI) dengan merelaksasi ketentuan uang muka kredit kendaraan bermotor (KKB) berwawasan lingkungan. Per 1 Oktober 2020 mendatang, BI akan menghapus ketentuan minimum down payment dari semula 5%-10% menjadi 0%
Relaksasi tersebut dinilai akan memberikan keleluasaan bagi bank maupun lembaga pembiayaan dalam membiayai pembelian kendaraan bermotor. Namun, di sisi lain ada memiliki resiko kredit bermasalah lebih tinggi.
Baca Juga: Bank siapkan bantalan hadapi resiko kredit, laba semester II berpotensi lebih lambat
Ignatius Susatyo, EVP Consumer Loan Bank Mandiri mengatakan, kebijakan BI tersebut akan membawa dampak positif baik bagi perbankan. Namun menurutnya, dampaknya tahun ini tidak akan besar karena ada tantangan dari supply dan demand.
"Supply mobil listrik saat ini tidak banyak, baru Tesla dan Hyndai. Dua itu juga segmen marketnya juga bukan masyarakat yang mempermasalahkan uang muka. Kedua mobil tersebut harganya mahal," jelas Satyo pada Kontan.co.id, Jumat (21/8).
Satyo melihat dampak positif relaksasi itu akan signifikan dalam jangka menengah panjang. Dalam jangka pendek, menurutnya, kebijakan itu akan mendorong produsen mengeluarkan kendaraan ramah lingkungan dengan harga yang lebih terjangkau.
Ia menambahkan, kebijakan BI itu juga akan mendorong masyarakat ke depan beralih ke kendaraan listrik. Selain ada kemudahan dari sisi uang muka kredit, biaya pajak kendaraan listrik ini juga lebih murah, begitupun dengan biaya parkir.
Baca Juga: BNI Multifinance sebut DP 0% untuk pembiayaan kendaraan listrik menarik untuk digarap
Saat ini Bank Mandiri tengah mempersiapkan program untuk menyambut kebijakan BI tersebut. Satyo bilang, pihaknya akan berkomunikasi dengan perusahaan otomotif untuk memastikan after sales-nya disediakan dengan baik.
"Sebab orang beli kendaraan itu tidak hanya memperhatikan harga saja, tetapi after sales-nya. Pemerintah harus bekerjasama dengan produsen terkait ini karena kalau after sales-nya tidak diperhatikan permintaan pasar pasti tidak akan banyak dan harganya akan cepat turun," katanya.
Satyo mengakui bahwa resiko KKB tanpa uang muka besar. Sehingga untuk menjaga kualitas kredit, bank ini hanya akan fokus dulu pada nasabah payroll mereka dalam menyalurkan KKB dengan DP 0%.
Permintaan kredit kendaraan bermotor di Bank Mandiri sudah mengalami peningkatan sejak pelonggaran PSBB, setelah pada kuartal II mengalami perlambatan tajam. Meski begitu, bank pelat merah ini hanya menargetkan KKB tahun ini sama dengan tahun lalu.
Lani Darmawan, Direktur Konsumer CIMB Niaga mengatakan relaksasi itu akan membawa dampak poritif bagi perbankan. Untuk mengantisipasi resiko yang muncul, bank ini tidak akan menerapkan KKB tanpa uang muka itu secara umum. " Penerapannya pasti tetap sesuai dengan risk appertite masing-masing calon debitur," katanya pada Kontan.co.id.
Baca Juga: Mandiri Tunas Finance tertarik biayai kendaraan listrik, dua APM lakukan penjajakan
Pada Juli 2020, portofolio KKB CIMB Niaga tumbuh sekitar 15% year on year (YoY). Hingga akhir tahun, bank ini menargetkan portofolio KKB tumbuh sekitar 10% YoY.
BCA juga mendukung berbagai upaya regulator dan otoritas perbankan dalam rangka membangkitkan kembali geliat perekonomian nasional, salah satunya kebijakan BI yang rencananya merelaksasi DP untuk kendaraan ramah lingkungan tersebut.
Namun, dalam pelaksanaannya, perseroan akan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian. "Dalam menjalankan bisnis operasional perbankan, BCA senantiasa berkomitmen untuk menyalurkan kredit secara prudent serta mempertimbangkan prinsip kehati-hatian." kata Santoso Liem, Direktur BCA.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News