kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BNI Multifinance sebut DP 0% untuk pembiayaan kendaraan listrik menarik untuk digarap


Jumat, 21 Agustus 2020 / 16:38 WIB
BNI Multifinance sebut DP 0% untuk pembiayaan kendaraan listrik menarik untuk digarap
ILUSTRASI. BNI Multifinance


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tak lama lagi, bank sentral bakal merelaksasi pembiayaan kendaraan bermotor berwawasan lingkungan. Bank Indonesia (BI) bakal menghapus uang muka atau DP 0% untuk pembiayaan ini pada 1 Oktober 2020 mendatang.

PT BNI Multifinance mengaku uang muka 0% memungkinkan diterapkan sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) nomor 35/POJK.05/2018 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan. Direktur Utama BNI Multifinance Hasan Gazali Pulungan menilai kebijikan BI ini akan meringankan konsumen dalam memperoleh mobil Listrik.

Baca Juga: Mandiri Tunas Finance tertarik biayai kendaraan listrik, dua APM lakukan penjajakan

“Kami melihatnya hal ini cukup menarik. Namun apakah harga yang ditetapkan produsen mobil Listrik harganya terjangkau konsumen, jika terjangkau maka konsumen akan terdorong untuk melakukan pembelian. Namun jika harganya dinilai konsumen terlampau tinggi, maka konsumen akan menunda pembelian,” ujar Hasan kepada Kontan.co.id pada Jumat (21/8).

Ia menilai hal ini lah yang membuat penjualan mobil hybrid dengan non hybrid jauh bedanya karena perbedaan harga yang relatif tinggi. Kendati demikian, Ia melihat prospek kedepan mungkin saja baik bergantung terhadap respon dan daya beli konsumen di tanah air.

“Kendala dalam menggarap segmen ini, lebih kepada seberapa besar mobil listrik dapat diterima oleh konsumen. Juga seberapa besar produsen mobil listrik mampu memenuhi permintaan konsumen,” papar Hasan.

Secara risiko, Hasan belum bisa membandingkan dengan mobil dengan bahan bakar fosil atau minyak. Lantaran belum memiliki referensi berapa lama daya tahan mobil listrik dan harga kendaraan bekasnya.

Baca Juga: Meski pandemi, aset industri asuransi umum naik 7,65% di semester I 2020

“Kalau mobil berbahan bakar minyak yang ada sekarang, industri sudah memiliki pengalaman dan pemahaman berapa harga jual second-nya, sehingga mitigasi risikonya lebih terukur,” pungkas Hasan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×