Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Di tahun kuda ini, Dana Pensiun Lembaga Keuangan BNI sepertinya tidak akan terlalu memacu kencang pengembangan dana kelolaannya. Buktinya, meski tren pasar membaik sejak awal tahun, perseroan hanya mematok target Return on Investment (RoI) di kisaran 8%-9%.
Itu berarti, naik tipis jika dibandingkan dengan pencapaian Roi tahun sebelumnya yang cuma 2,75% di atas rata-rata bunga deposito pasar atau hanya berkisar 7%. “Kami menaikkan target Roi tahun ini 1%-2% dari sebelumnya, mengingat 60% penempatan dana masih di deposito,” imbuh Sujatmoko, Manajer DPLK BNI, kepada KONTAN, Selasa (11/2).
Penempatan dana yang mendominasi di keranjang deposito, lantaran imbal hasilnya masih menjanjikan ketimbang obligasi. Bunga deposito terus mekar seiring kenaikan suku bunga acuan pertengahan tahun lalu. Kendati demikian, bukan berarti DPLK BNI tidak memarkirkan dananya di obligasi. Tercatat 30% dari dana kelolaan perseroan diparkir di instrumen ini.
Sebetulnya, sambung Sujatmoko, DPLK BNI memiliki paket investasi kombinasi, yakni racikan antara reksadana saham dan campuran. Namun, peserta cenderung konservatif dan lebih memilih instrumen yang relatif aman. “Harap maklum, penempatan dana umumnya bersifat jangka panjang,” ujarnya.
Dengan target Roi tahun ini, diharapkan anak usaha PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk ini dapat mengantongi total dana kelolaan hingga Rp 9,6 triliun atau tumbuh 14,2% jika dibandingkan dengan pencapaian tahun sebelumnya, yakni Rp 8,4 triliun. Dari sisi dana kelolaan, DPLK BNI merupakan pemimpin pasar industri DPLK dengan pangsa pasar sekitar 30%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Terkait
DPLK BNI bidik 66.000 peserta baru
