Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
Sementara untuk biaya pencadangan, perseroan mengaku sudah melakukan pemupukan sejak awal tahun 2019, dan telah memenuhi aturan PSAK 71.
Target pertumbuhan laba tersebut juga ditopang oleh target kredit yang mencapai 10% di akhir tahun ini. "Bank Jatim tumbuh lebih tinggi dibandingkan tahun lalu, hingga akhir tahun diperkirakan cenderung stabil," terangnya.
Berbeda dengan kedua bank tersebut, PT BPD Sumatera Utara (Bank Sumut) justru percaya diri dengan perolehan laba di akhir 2019 ini. Secara singkat, Sekretaris Perusahaan Bank Sumut Syahdan Siregar malah memproyeksi pada akhir 2019 ini total laba bersih bakal menembus Rp 630 miliar.
Target tersebut lebih tinggi 25,49% dibandingkan perolehan laba bersih perseroan di akhir 2018 lalu yang mencapai Rp 502,64 miliar. Wajar saja jika perseroan mematok target agak tinggi di tahun ini, sebabnya tahun lalu Bank Sumut memang mencatat penurunan laba bersih sebesar 20,21% secara yoy.
Baca Juga: Erick Thohir tunggu dirut baru BTN untuk selesaikan gugatan SAN Finance
Adapun, Syahdan menjelaskan per Oktober 2019 ini total laba bersih perseroan sudah mencapai Rp 450 miliar. Pencapaian tersebut meningkat dibandingkan September 2019 sebesar Rp 404 miliar. "Meningkat juga secara yoy sebesar 12,5%," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (5/11).
Lebih lanjut, untuk menggapai target laba di tahun ini, perseroan akan memaksimalkan upaya penagihan atau kolektabilitas dan meningkatkan pertumbuhan kredit. Terutama pada kredit multiguna, kredit pensiunan dan kredit modal kerja.
Sekadar informasi saja, per Agustus 2019 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam statistik perbankan Indonesia (SPI) mencatatkan total laba bersih BPD sebesar Rp 7,78 triliun. Jumlah tersebut mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 8,85 triliun alias menyusut 12,06% secara yoy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News