Reporter: Bernadette Christina Munthe, Nina Dwiantika | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Bank Indonesia mempersiapkan dua skenario pertumbuhan ekonomi untuk tahun ini. Target optimistis BI, kredit bisa bertumbuh di kisaran 20%-23%. Sementara skenario ke dua, pertumbuhan kredit diproyeksikan hanya akan berada di kisaran 19%-21%.
Target yang lebih rendah ini dipersiapkan untuk menghadapi potensi risiko kenaikan harga dan tekanan inflasi. Selain itu tahun ini diperkirakan pertumbuhan kredit melambat karena pembiayaan non-bank untuk korporasi akan meningkat. Pada 2009, pembiayaan dari pasar modal hanya 3,7% dari total PDB, sementara pada 2010 meningkat menjadi 44% dari total PDB.
"Saya berharap perbankan meningkatkan layanan ke sektor korporasi. Bank perlu mencermati sumber pembiayaan non bank," kata Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution dalam pidatonya di acara Bankers Dinner, Jumat (21/1).
Darmin menyatakan perbankan tanah air perlu meningkatkan efisiensi agar industri tertarik untuk mencari pembiayaan dari bank. Inefisiensi perbankan dicerminkan dari masih tingginya rasio BOPO yaitu 81,6%. Sementara itu NIM masih 5,8%. Angka ini jauh di atas BOPO ASEAN 5 yang berkisar 32,7%-73,1%. Sementara itu NIM mereka berkisar 2,3%-4,5%.
Tetapi BI melihat ke depan potensi pertumbuhan kredit UMKM masih sangat besar. Agar kredit perbankan terus tumbuh, Bank Indonesia akan mendorong industri perbankan untuk melonggarkan bobot risiko untuk kredit ritel dan kredit modal kerja. Perbankan juga diminta menyediakan data informasi kredit yang lebih akurat dan lengkap. Pengumuman prime lending rate atau suku bunga dasar kredit juga diharapkan dapat mendorong bank semakin efisien.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News