kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Dua tantangan besar yang harus dihadapi dunia perbankan di era 5G


Jumat, 14 Agustus 2020 / 19:20 WIB
Dua tantangan besar yang harus dihadapi dunia perbankan di era 5G
ILUSTRASI. Arwin rasyid


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA .Perkembangan teknologi telah mengubah kehidupan manusia, industri dan perabadan saat in, tak terkecuali perbankan. Semua itu berawal dari kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu pesat sejak era 2G, 3G, 4G dan kini menghadapi era 5G.

Dunia perbankan harus bersiap menghadapi dua tantangan besar di era 5G ke depan yaitu Fintech dan Neobank atau The Challenger Bank.

Fintech merupakan jasa keuangan yang digabungkan dengan teknologi dan Neobank adalah bank yang beroperasi secara digital penuh, tanpa kehadiran kantor cabang. Kehadiran mereka telah membawa banyak perubahan terhadap industri perbankan di sejumlah negara.

Baca Juga: Arwin Rasyid ingin istirahat jadi bankir

Kehadiran Fintech dan Neobank tak lepas dari kelanjutan perkembangan teknologi digital era 3G dan 4G. Kini, sebentar lagi kita akan memasuki era 5G.

Era 5G ditandai berbagai kemajuan teknologi yang menakjubkan dan revolusioner. Sebut saja: Artificial Intelligence (AI), Big Data, Cloud Computing, Robotics, Biometrics Recognition, Blockchains, Internet of Things, Virtual Reality, Augmented Reality, dan sebagainya.

Chairman & Founder TEZ Capital Group, Arwin Rasyid, mengatakan, menghadapi kedua tantangan utama perbankan tersebut, maka setidaknya, ada tiga agenda besar yang harus dilakukan perbankan untuk tetap bertahan.

Pertama, adalah Bank harus segera bersiap menyambut datangnya Era 5G dan mengadaptasi berbagai teknologi digital yang relevan bagi peningkatan layanan perbankan. Kedua, melakukan transformasi digital berdasarkan empat pilar budaya: Inovasi, Customer and User Experience (CX & UX), Cross-Selling yang Efektif dan SDM yang terlatih baik.

Ketiga, perbankan harus mengantisipasi bisnis ke depan yang tak hanya berorientasi pada pertumbuhan aset namun juga pada pengembangan konten, dimana perubahan paradigma bisnis perbankan harus menyesuaikan dengan paradigma Fintech dan Neobank yang telah terbukti berhasil meraih kepercayaan masyarakat.

Baca Juga: Bos Bank CIMB Niaga resign

Mantan bankir ini mengatakan, bank hendaknya menyadari bahwa nasabah dalam situasi kehidupan yang semakin complexed and complicated ini akan selalu mencari alternatif yang nyaman, praktis, cepat dan aman dalam aktivitas perbankan mereka.

"Terlebih dalam situasi pandemi Covid-19 saat ini, di mana digital services semakin menarik dibanding conventional services. Saatnya bank menyusun langkah strategis baru sebagai agenda besar bank ke depan,” ujar Arwin saat peluncuran bukunya berjudul: “Digital Banking Revolution-Belajar dari Digital CIMB Niaga & Tips Bertahan di Era Fintech”, Jumat (14/8).

Buku tersebut merupakan catatan pengalaman Arwin saat melakukan transformasi digital di CIMB Niaga dan pengamatannya terhadap tantangan terkini industri perbankan nasional terkait perubahan lanskap bisnis keuangan di tanah air bahkan dunia.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×