Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Industri perbankan sepertinya harus bekerja ekstra keras dalam penyaluran kredit pada semester kedua ini. Pasalnya, perlambatan penyaluran kredit perbankan tidak cuma terjadi pada kredit-kredit segar, melainkan juga terhadap fasilitas kredit kepada nasabah yang belum ditarik alias undisbursed loan.
PT Bank Central Asia Tbk, salah satunya. Bank swasta nomor wahid ini mencatat, undisbursed loan perseroan tembus hingga Rp 148,311 triliun sampai Juni 2015. Kalau dibandingkan dengan akhir tahun lalu, yakni Rp 125,676 triliun, peningkatannya mencapai 18%.
"Ya, memang undisbursed loan kami naik. Hal ini dikarenakan semua industri rata-rata menahan diri untuk menggunakan kredit, karena penjualan menurun. Sehingga, modal kerja yang dibutuhkan juga ikut turun," ujar Jahja Anwar, Direktur Utama BCA, kemarin.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan, undisbursed loan BCA terdiri dari dua jenis, yakni BUMN dan lainnya. Di kelompok BUMN, kredit mubazir tercatat Rp 5,461 triliun dan lainnya sebesar Rp 142,850 triliun.
Kredit mubazir ini umumnya didominasi oleh kredit modal kerja. Sebagian lainnya juga merupakan kredit investasi. Untuk undisbursed loan yang bersifat committed, nasabah harus membayar commitment fee, meskipun kredit yang dijanjikan belum digunakan.
Namun, untuk fasilitas kredit yang bersifat uncommitted, bank tidak menghitung sebagai kredit karena memang belum disalurkan. Nasabah juga tidak dikenakan commitment fee atas kredit sia-sia tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News