Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Langkah PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) mengerem kredit valuta asing (valas) rupanya juga di ikuti oleh PT Bank Permata (PermataBank) Tbk.
Direktur Utama PermataBank, Roy Arman Arfandy mengungkapkan, pertumbuhan kredit valas di bank dengan kode emiten BNLI akan rendah tahun ini.
Sepanjang tahun 2015 ini, perseroan hanya menargetkan porsi kredit valas sebesar 20%-23% dari total kredit yang disalurkan oleh PermataBank. Roy bilang, dampak pelemahan rupiah akan sangat banyak dirasakan oleh nasabah atau debitur dengan status usaha sebagai importir.
"NPL tidak terlalu terpengaruh oleh depresiasi rupiah terhadap nilai tukar mata uang lainnya, karena dirasa cukup merata di berbagai sektor industri," ucap Roy kepada KONTAN, Jumat (14/8).
Oleh sebab itu, kata Roy, praktik lindung nilai alias hedging, merupakan salah satu solusi yang ditawarkan oleh perseroan kepada nasabah, untuk mengurangi dampak risiko kurs.
Seperti diketahui, pelemahan rupiah yang cukup dalam ini berpotensi meningkatkan rasio kredit bermasalah atawa non performing loan (NPL) kredit valas perbankan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News