Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan modal ventura, East Ventures memimpin pendanaan tahap awal untuk startup penyedia layanan kesehatan mental (mental health) Riliv. Adapun, investor lain yang turut berpartisipasi ialah Benson Capital, Sankalpa Ventures, Teja Ventures, Telkom Indonesia melalui program akselerasi Indigo, dan angel investor Shweta Shrivastava.
Tak menyebut besaran pendanaan yang berhasil dikumpulkan, Riliv berencana menggunakan dana tersebut untuk memperluas layanannya ke sektor yang lebih luas, seperti masyarakat umum yang membutuhkan layanan kesehatan terintegrasi serta industri yang spesifik memberikan akses tenaga kesehatan mental bagi karyawan.
Bukan tanpa alasan, perusahaan melihat kebutuhan layanan tersebut dibutuhkan mengingat Riset Kesehatan Dasar 2018 yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menunjukkan bahwa lebih dari 21 juta jiwa masyarakat Indonesia mengalami masalah psikologis emosional dan depresi. Riset pada tahun 2020 juga menunjukkan bahwa gangguan mental meningkat hampir 2 kali lipat saat pandemi Covid-19.
Willson Cuaca sebagai Co-Founder dan Managing Partner East Ventures mengatakan bahwa layanan Riliv ini relevan dengan kebutuhan pasar saat ini. Pihaknya pun yakin bahwa layanan tersebut bisa menjangkau masyarakat dengan mudah.
Baca Juga: Bank Digital Mulai Menghadirkan Layanan Pinjaman Online
“Kami yakin Riliv dapat membantu masyarakat Indonesia untuk mendapatkan akses layanan kesehatan mental dengan mudah. Kami senang bisa mendukung Maxi dan Audy untuk memajukan industri mental health di Indonesia,” ujar Willson dalam keterangan resminya, Kamis (20/1).
Sebagai informasi, Riliv menyediakan konten kesehatan mental yang relevan untuk mengubah stigma kesehatan mental yang tabu hingga menyediakan layanan konseling psikolog daring lewat sebuah aplikasi.
“Terdapat peningkatan pengguna Riliv hingga hampir 400% selama pandemi baik dari pekerja maupun pengguna umum seperti pelajar dan ibu rumah tangga. Kebanyakan dari mereka memiliki masalah yang dengan perasaan cemas dan tidak aman terkait kondisi mereka saat ini,” imbuh Audrey Maximillian Herli, Chief Executive Officer Riliv.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News