Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
"Ide utama pembagian beban hanyalah untuk membantu pemerintah membiayai rencana belanja ambisiusnya yang terkait dengan janji-janji kampanye dengan efek pengganda yang terbatas. Fase dominasi fiskal ini menunjukkan potensi melemahnya independensi bank sentral," kata Kunal Kundu, ekonom di Societe Generale.
"Tapi sekali lagi, mengapa hanya menyalahkan Indonesia? Kita bisa melihat hal itu di banyak belahan dunia sekarang," lanjut Kundu.
Jajak pendapat terpisah dari Reuters pada bulan Juli menunjukkan lebih dari 70% ekonom, 36 dari 50, mengatakan mereka khawatir tentang independensi The Fed dari pengaruh politik.
"Saat ini, saya bisa bilang saya agak khawatir tentang independensi Bank Indonesia," kata Jason Tuvey, wakil kepala ekonom pasar berkembang di Capital Economics.
Tuvey menambahkan, "Saya akan jauh lebih khawatir jika kita secara eksplisit melihat seruan dari pejabat pemerintah untuk penurunan suku bunga, perubahan tak terduga pada kepemimpinan di bank sentral, atau kembali ke pembelian obligasi pemerintah di pasar primer."
Tonton: BI Pangkas Suku Bunga, Yield SUN 10 Tahun Bisa Turun ke 6,20%
Terlepas dari kekhawatiran tersebut, para ekonom masih memperkirakan bank sentral akan melonggarkan kebijakan lebih lanjut setelah stabilitas rupiah kembali.
Dari 25 ekonom yang memberikan pandangan akhir tahun tentang suku bunga, 14 memperkirakan penurunan 25 basis poin menjadi 4,75%, 10 mengantisipasi dua penurunan seperempat poin menjadi 4,50%, dan hanya satu yang memproyeksikan penurunan 75 basis poin menjadi 4,25%.
"Risikonya masih condong ke arah penurunan suku bunga jika mata uang stabil dengan cepat. Bias kebijakan kemungkinan akan tetap dovish," kata Adam Ahmad Samdin, ekonom di Oxford Economics.
Selanjutnya: Infinix GT 30 Pakai MediaTek Pakai Dimensity 7400, Cek Perfomanya Berikut Ini
Menarik Dibaca: Infinix GT 30 Pakai MediaTek Pakai Dimensity 7400, Cek Perfomanya Berikut Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News