kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.105.000   12.000   0,57%
  • USD/IDR 16.445   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.958   20,58   0,26%
  • KOMPAS100 1.114   3,04   0,27%
  • LQ45 807   -1,86   -0,23%
  • ISSI 274   1,94   0,72%
  • IDX30 419   -0,43   -0,10%
  • IDXHIDIV20 486   -0,13   -0,03%
  • IDX80 122   -0,29   -0,24%
  • IDXV30 132   -0,91   -0,68%
  • IDXQ30 136   0,08   0,06%

Ekonom Asing Prediksi BI Bakal Tahan Suku Bunga, Isu Independensi Mengemuka


Selasa, 16 September 2025 / 07:11 WIB
Ekonom Asing Prediksi BI Bakal Tahan Suku Bunga, Isu Independensi Mengemuka
ILUSTRASI. Menurut jajak pendapat Reuters, bank sentral Indonesia akan menghentikan siklus pelonggaran moneternya pada Rabu (15/9/2025). KONTAN/Carolus Agus Waluyo


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Menurut jajak pendapat Reuters, bank sentral Indonesia akan menghentikan siklus pelonggaran moneternya pada Rabu (15/9/2025). 

Mengutip Reuters, kepergian Sri Mulyani yang tiba-tiba menghapus sebagian besar penguatan rupiah setelah kesepakatan perdagangan AS yang dicapai pada pertengahan Juli, mendorong bank sentral untuk turun tangan guna menstabilkan pasar. Bahkan dengan intervensi tersebut, nilai tukar rupiah telah melemah sekitar 1% sejak perjanjian perdagangan tersebut disepakati.

Tekanan mata uang yang kembali muncul, ditambah dengan pemangkasan suku bunga berturut-turut pada bulan Juli dan Agustus, kemungkinan akan menghalangi bank sentral untuk menurunkan biaya pinjaman lagi, meskipun ada ekspektasi bahwa Federal Reserve AS akan memangkas suku bunga hanya beberapa jam kemudian.

Seluruh 31 ekonom dalam jajak pendapat yang dilakukan pada periode 9-15 September memperkirakan, Bank Indonesia akan mempertahankan suku bunga acuan 7-Day Reverse Repo Rate (7DRRR) di level 5,00% ketika pertemuan dua hari berakhir pada 17 September.

Suku bunga simpanan dan fasilitas pinjaman diperkirakan akan tetap stabil di level 4,25% dan 5,75%.

Baca Juga: Jika BI Rate Terus Dipangkas, BCA Berpeluang Sesuaikan Suku Bunga Pinjaman Korporasi

"Kepergian mendadak mantan menteri keuangan tersebut telah memicu kekhawatiran atas komitmen pemerintah terhadap disiplin fiskal dan melemahkan kepercayaan investor. Dengan rupiah yang kembali tertekan, prioritas BI kemungkinan akan beralih kembali ke stabilitas eksternal," kata ekonom ANZ, Krystal Tan.

Dia menambahkan, "Perkembangan terkini semakin memperkuat seruan kami untuk jeda."

Meskipun jeda tampaknya pasti terjadi, muncul kekhawatiran tentang independensi BI. Di bawah pengaturan 'pembagian beban', bank sentral akan membantu program pemerintah dengan menaikkan suku bunga simpanan negara - sebuah langkah yang oleh beberapa ekonom dianggap melemahkan otonomi moneter.

Indonesia mengumumkan paket stimulus sebesar Rp 16,23 triliun (US$ 989,3 juta) untuk kuartal keempat tahun 2025, yang menggarisbawahi dorongan belanja pemerintah.

Ketika ditanya tentang risiko pengaruh politik terhadap kebijakan moneter, tujuh ekonom mengatakan mereka agak khawatir, satu orang mengatakan sangat khawatir, dan dua orang mengatakan tidak khawatir.

Baca Juga: Ini Arah Bunga Kredit Bank Mandiri Pasca Penurunan BI Rate

"Ide utama pembagian beban hanyalah untuk membantu pemerintah membiayai rencana belanja ambisiusnya yang terkait dengan janji-janji kampanye dengan efek pengganda yang terbatas. Fase dominasi fiskal ini menunjukkan potensi melemahnya independensi bank sentral," kata Kunal Kundu, ekonom di Societe Generale.

"Tapi sekali lagi, mengapa hanya menyalahkan Indonesia? Kita bisa melihat hal itu di banyak belahan dunia sekarang," lanjut Kundu.

Jajak pendapat terpisah dari Reuters pada bulan Juli menunjukkan lebih dari 70% ekonom, 36 dari 50, mengatakan mereka khawatir tentang independensi The Fed dari pengaruh politik.

"Saat ini, saya bisa bilang saya agak khawatir tentang independensi Bank Indonesia," kata Jason Tuvey, wakil kepala ekonom pasar berkembang di Capital Economics.

Tuvey menambahkan, "Saya akan jauh lebih khawatir jika kita secara eksplisit melihat seruan dari pejabat pemerintah untuk penurunan suku bunga, perubahan tak terduga pada kepemimpinan di bank sentral, atau kembali ke pembelian obligasi pemerintah di pasar primer."

Tonton: BI Pangkas Suku Bunga, Yield SUN 10 Tahun Bisa Turun ke 6,20%

Terlepas dari kekhawatiran tersebut, para ekonom masih memperkirakan bank sentral akan melonggarkan kebijakan lebih lanjut setelah stabilitas rupiah kembali.

Dari 25 ekonom yang memberikan pandangan akhir tahun tentang suku bunga, 14 memperkirakan penurunan 25 basis poin menjadi 4,75%, 10 mengantisipasi dua penurunan seperempat poin menjadi 4,50%, dan hanya satu yang memproyeksikan penurunan 75 basis poin menjadi 4,25%.

"Risikonya masih condong ke arah penurunan suku bunga jika mata uang stabil dengan cepat. Bias kebijakan kemungkinan akan tetap dovish," kata Adam Ahmad Samdin, ekonom di Oxford Economics.

Selanjutnya: Infinix GT 30 Pakai MediaTek Pakai Dimensity 7400, Cek Perfomanya Berikut Ini

Menarik Dibaca: Infinix GT 30 Pakai MediaTek Pakai Dimensity 7400, Cek Perfomanya Berikut Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×