Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Di tengah kebijakan Bank Indonesia (BI) yang beberapa kali memangkas suku bunga acuan atau BI-Rate, Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro, menilai langkah ini dapat berdampak pada kenaikan harga saham perbankan.
Andry menjelaskan, pergerakan harga saham perbankan umumnya berkorelasi dengan arah suku bunga.
Jika bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed), menurunkan suku bunga acuannya dan kemudian diikuti oleh BI, maka harga saham perbankan berpotensi naik.
Baca Juga: Saham Perbankan Kompak Menguat Usai BI Pangkas Suku Bunga Acuan, Cek Rekomendasinya
“Ya kalau suku bunga turun itu akan berdampak positif ya buat saham perbankan, simple aja,” ujar Andry dalam agenda Economic Outlook Q3 2025 yang digelar Tim Office of Chief Economist Bank Mandiri dan Mandiri Sekuritas, Kamis (28/8/2025).
“Jadi saham perbankan biasanya memang berkorelasi dengan dari trajektori suku bunga. Jadi kalau misalnya The Fed memangkas suku bunga acuan, kemudian diikuti lagi dengan Bank Indonesia memangkas 25 basis lagi, memang implikasinya juga kemudian akan berdampak kepada kenaikan harga saham perbankan,” lanjutnya.
Sebagai informasi, The Fed telah menahan suku bunga acuan pada kisaran 4,25%–4,50% sejak Desember 2024. Bank sentral AS tersebut belum kembali memangkas suku bunga sejak Presiden AS Donald Trump menjabat kembali pada Januari 2025.
Baca Juga: Saham Perbankan BUMN Kompak Melemah Selasa (19/8), BBTN Catatkan Penurunan Terdalam
Sementara itu, BI tercatat telah empat kali menurunkan suku bunga sepanjang tahun ini, masing-masing sebesar 25 basis poin. Dengan demikian, BI-Rate per Agustus 2025 berada di level 5,00%.
Selanjutnya: BCA Syariah Salurkan Pembiayaan UMKM Rp 1,6 triliun per Juli 2025
Menarik Dibaca: Ini Manfaat Skin Fasting dan Cara Melakukannya dengan Benar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News