Reporter: Tim KONTAN | Editor: Indah Sulistyorini
KONTAN.CO.ID - Tim Ekonom Bank Mandiri memperkirakan perekonomian Indonesia tetap akan bertumbuh di tahun 2024 ini, meski melambat. Fundamental ekonomi nasional yang solid menjadi kunci dalam merespons tantangan ketidakpastian ekonomi global dan domestik.
Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro berpendapat, selama 2023, perekonomian Indonesia masih tumbuh di atas 5% karena didukung stabilnya permintaan domestik, meski harus berjuang di tengah berbagai risiko global. Namun, dampak pada perlambatan kinerja perdagangan dan konsumsi rumah tangga tidak terelakkan.
Meski masih menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia, konsumsi rumah tangga domestik pada setahun terakhir tumbuh sedikit lebih rendah dibanding 2022.
"Hal ini mencerminkan masih tertahannya konsumsi masyarakat, terutama pada kelas menengah ke bawah. Menurut Mandiri Spending Index (MSI), tabungan masyarakat berpendapatan rendah terlihat terus menunjukkan penurunan, sehingga mengurangi aktivitas konsumsi," ujar Andry di Jakarta, Selasa (20/2).
Tim Ekonom Bank Mandiri menilai, perlambatan konsumsi juga tercermin pada inflasi inti yang turun secara tahunan dari sekitar 3% pada Januari 2023 menjadi hanya 1,8% pada akhir 2023.
Oleh karena itu, pemerintah berperan penting dalam memastikan daya beli konsumen tetap terjaga. Misalnya melalui percepatan pengeluaran untuk stimulus ekonomi atau insentif pajak, selain mempercepat pengeluaran untuk proyek infrastruktur.
Secara keseluruhan, dengan kuatnya fundamental perekonomian dalam negeri, Tim Ekonom Bank Mandiri memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh 5,06% pada tahun ini.
Peluang pemulihan ekonomi
Ke depan, beberapa hal yang perlu diwaspadai berasal dari situasi global; termasuk risiko ketegangan geopolitik di Timur Tengah yang dapat meningkatkan harga minyak dunia, dan kemungkinan memburuknya kondisi iklim yang dapat mengganggu pasokan pangan. Selain itu, 2024 juga merupakan tahun pemilu global di mana lebih dari 60 negara akan menyelenggarakan pemilu pada tahun ini, termasuk Indonesia.
"Tantangannya sangat besar karena situasi geopolitik akan menjadi lebih tidak pasti. Namun, peluang untuk pemulihan ekonomi masih terbuka, meski ini akan bergantung pada timing penurunan inflasi dan suku bunga global, khususnya di AS," imbuhnya.
Penurunan suku bunga acuan AS yang kemungkinan besar juga diikuti oleh negara lainnya akan menimbulkan optimisme terhadap perekonomian global. Tim Ekonom Bank Mandiri meyakini relatif likuiditas pemerintah yang diperkirakan sekitar Rp400 triliun pada akhir 2023 akan memberi cukup likuiditas maupun fleksibilitas dalam merespons potensi guncangan ekonomi tersebut.
Terkait dengan tema besar perekonomian domestik dan global tersebut, Bank Mandiri kembali menghelat event Mandiri Investment Forum (MIF) 2024 dengan tema ‘Thriving Through Transition’. Tema ini menekankan pada pentingnya Indonesia memanfaatkan peluang dan memitigasi berbagai tantangan di tengah Tahun Pemilu Global.
Selain itu, strategi mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan perlu juga dilakukan melalui pemberdayaan sektor ekonomi dengan kontribusi dan dampak besar seperti sektor manufaktur dan sektor pertanian.
MIF 2024 juga akan membahas tren terkini dalam digitalisasi yaitu perkembangan Artificial Intelligence (AI). Pasalnya, teknologi AI telah mampu menciptakan peluang efisiensi ekonomi, meski menciptakan risiko tergantikannya beberapa jenis pekerjaan yang mungkin berdampak pada ekonomi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News