kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   18.000   1,19%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Ekonom CORE: Likuiditas dan modal perbankan di Indonesia masih sangat baik


Senin, 13 Juli 2020 / 09:45 WIB
Ekonom CORE: Likuiditas dan modal perbankan di Indonesia masih sangat baik
ILUSTRASI. ATM sejumlah perbankan


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Anna Suci Perwitasari

Dia menambahkan, kondisi perbankan yang masih terjaga ini tidak lepas dari peran pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Resiko utama yang bisa ditimbulkan tekanan Covid-19 adalah meningkatnya NPL. Namun, respon cepat regulator dengan melonggarkan kolektabilitas, restrukturisasi kredit, sangat membantu bank dalam menekan lonjakan NPL. Alhasil, per Mei 2020, NPL masih di bawah 3%.

Di sisi lain, pemerintah juga mempunyai niat baik dalam menjaga pemenuhan likuiditas bank dengan cara menempatkan dana baik melalui Bank Jangkar maupun Bank Mitra. Hal ini didorong oleh keinginan pemerintah untuk membantu dunia usaha dan perbankan dalam menambah likuiditas perbankan. 

Saat ini koordinasi antara pemerintah dan otoritas keuangan dan moneter terus diperkuat dalam meningkatkan kerjasama dan peran dalam menjaga likuiditas bank, sebagai bagian dari program pemulihan dan penguatan ekonomi nasional.

Terkait bang jangkar misalnya adalah niat baik pemerintah. Menurut Piter, seharusnya BI yang menginjeksi perbankan karena BI merupakan  otoritas moneter yang mempunyai instrumen itu. "Tetapi ini niat baik pemerintah,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×