kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom ini ramal BI tahan bunga acuan besok


Rabu, 16 Mei 2018 / 17:48 WIB
Ekonom ini ramal BI tahan bunga acuan besok
ILUSTRASI. Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) telah memberikan sinyal untuk menaikkan bunga acuannya (BI 7-day Reverse Repo Rate) untuk menjaga stabilitas. Meski demikian, bank sentral diperkirakan masih akan menahan bunga acuan di level 4,25% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan ini yang digelar hari ini dan besok.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, pelemahan rupiah yang terjadi saat ini bersifat sementara lantaran beberapa hari yang lalu kurs rupiah juga sempat mengalami penguatan. Pelemahan rupiah yang terjadi lanjut dia, juga belum berdampak pada inflasi dalam jangka pendek. Sebab, inflasi inti Indonesia masih flat.

"BI akan lebih hati-hati dan dan level saat ini masih inline dengan upaya mendorong supaya kebijakan moneter menopang pertumbuhan ekonomi. Di kuartal pertama kemarin, pertumbuhan ekonomi relatif masih rendah dari perkiraan," kata Josua kepada KONTAN belum lama ini. Tak hanya itu, pertumbuhan kredit juga masih dalam tahapan konsolidasi.

Makanya, BI diperkirakan Josua akan mengimplementasikan instrumen moneter lainnya untuk stabilisasi selain melalui kebijakan suku bunga. Yaitu, melalui cadangan devisa (cadev).

Ditahannya bunga acuan BI diperkirakan Josua akan berlangsung sampai adanya pernyataan dari The Fed yang lebih optimistis mengenai rencana kenaikan bunga acuannya. "JIka tiga kali kenaikan (Fed Fund Rate), BI juga masih stay. BI perlu hati-hati," tambah dia. Sebab Argentina saja yang telah menaikkan bunga acuannya, mata uangnya tetap melemah.

Kepala Ekonom Danareksa Damhuri Nasution mengatakan, laju inflasi Indonesia masih terkendali dan dalam koridor yang ditargetkan BI. Selain itu, defisit transaksi berjalan atau current account defisit (CAD) juga masih ada di level yang aman, di bawah 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Tak hanya itu, pertumbuhan ekonomi dalam negeri juga masih memerlukan stimulus, termasuk buga yang rendah agar tumbuh lebih baik. Sementara munculnya ekspektasi eknaikan bunga acuan beberapa minggu terakhir disebabkan oleh tekanan kurs, yang beberapa hari terakhir mulai mereda.

Hal inilah yang menjadi pertimbangan BI akan menahan bunga acuannya bulan ini. "Hal lain yang perlu diingat bahwa kenaikan bunga acuan yang agresif di tahun 2013 tetap membuat rupiah tertekan saat itu," tambah Damhuri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×