kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.924.000   -16.000   -0,82%
  • USD/IDR 16.325   0,00   0,00%
  • IDX 7.072   27,41   0,39%
  • KOMPAS100 1.029   6,97   0,68%
  • LQ45 798   3,29   0,41%
  • ISSI 226   2,13   0,95%
  • IDX30 417   1,51   0,36%
  • IDXHIDIV20 492   0,37   0,08%
  • IDX80 116   0,71   0,62%
  • IDXV30 119   0,91   0,77%
  • IDXQ30 135   -0,27   -0,20%

Ekonomi Global Lesu, OJK Tegaskan Ekonomi RI Tetap Terjaga


Senin, 02 Juni 2025 / 18:53 WIB
Ekonomi Global Lesu, OJK Tegaskan Ekonomi RI Tetap Terjaga
ILUSTRASI. OJK menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat sektor keuangan nasional di tengah dinamika ekonomi global dan ketidakpastian pasar.. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/25/07/2024


Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat sektor keuangan nasional di tengah dinamika ekonomi global dan ketidakpastian pasar. 

Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar menyampaikan bahwa stabilitas sektor jasa keuangan Indonesia masih tetap terjaga, meskipun tekanan eksternal cukup tinggi.

“Pertumbuhan ekonomi Indonesia positif pada kuartal pertama 2025, meskipun terlihat dengan laju yang sedikit melambat, menjadi 4,87%,” ucapnya dalam konferensi pers RDK OJK, Senin (2/6).

Ia menjelaskan, permintaan domestik masih menjadi penggerak utama, terutama dari sisi konsumsi rumah tangga yang tumbuh sebesar 4,89%. Sementara itu, inflasi nasional tetap terkendali di level 1,95% dan masih berada dalam rentang target Bank Indonesia.

Baca Juga: Tingkatkan Pengawasan, OJK Temukan Sejumlah Perusahaan Masuk Pengawasan Khusus

Sejumlah indikator ekonomi lainnya juga menunjukkan daya tahan perekonomian nasional. Neraca perdagangan mencatat surplus secara konsisten, defisit transaksi berjalan menyempit signifikan menjadi hanya 0,05% dari PDB, dari sebelumnya 0,87%.

Selain itu, posisi cadangan devisa Indonesia tetap berada di level yang tinggi, memberikan bantalan terhadap volatilitas eksternal.

Namun, OJK juga mencermati risiko lanjutan dari perlambatan ekonomi global, suku bunga tinggi yang bertahan, serta ketidakpastian dari proses negosiasi dagang antara AS dan mitra dagangnya. Hal ini berpotensi berdampak terhadap kinerja debitur maupun stabilitas sektor jasa keuangan ke depan.

“Lembaga jasa keuangan diminta untuk terus melakukan assessment komprehensif agar dapat mengambil langkah mitigasi risiko yang tepat,” tegas Mahendra.

Untuk menjaga momentum pertumbuhan dan daya saing sektor jasa keuangan, OJK terus menyempurnakan kebijakan secara terukur dan memperdalam pasar keuangan. Langkah ini dilakukan melalui sinergi dengan kementerian, lembaga, dan pemangku kepentingan lainnya.

Baca Juga: OJK Terbitkan Beleid Baru yang Mengatur Penyelenggaraan Asuransi Kesehatan

Seiring dengan rencana pemerintah menggulirkan enam paket insentif ekonomi pada Juni 2025 yakni diskon tarif pesawat dan tol, diskon tarif listrik, bantuan sosial tambahan, subsidi upah, serta bantuan iuran Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) OJK menyatakan dukungan penuh terhadap program tersebut.

“Upaya ini akan memperkuat daya beli masyarakat dan pada akhirnya mendukung pertumbuhan ekonomi nasional,” tambah Mahendra.

Lebih lanjut, OJK bersama kementerian dan industri jasa keuangan juga terus mendorong intermediasi yang optimal, pendalaman pasar keuangan, serta pengembangan sektor potensial seperti UMKM.

Inisiatif tersebut menjadi bagian dari strategi OJK dalam memperluas akses pembiayaan inklusif dan mengoptimalkan potensi ekonomi nasional.

Selanjutnya: Gelombang PHK Berlanjut TikTok Shop Rumahkan Ratusan Karyawan, Alarm Bagi Ekonomi RI?

Menarik Dibaca: Hujan di Tangerang, Simak Prakiraan Cuaca Besok (3/6) di Banten

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×