Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Industri perbankan syariah juga terkena dampak dari perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional. Ini terlihat dari perolehan laba bersih perbankan syariah yang hanya tumbuh 0,97% secara year on year (yoy) pada April 2015.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per April 2015, laba bersih Bank Umum Syariah (BUS) maupun Unit Usaha Syariah (UUS) hanya mencapai Rp 1,04 triliun. Jumlah ini meningkat sedikit sekali sebesar 0,97% secara yoy dibanding April 2014 yang mencapai Rp 1,03 triliun.
Menurut Erik Sugandi, pengamat perbankan, kondisi ini tak berbeda jauh dengan kondisi yang dialami industri perbankan konvensional. "Apalagi pasar perbankan syariah di Indonesia masih sangat terbatas. Sehingga persaingan memperebutkan dana pihak ketiga (DPK) di antara perbankan syariah lebih ketat lagi yang berujung peningkatan biaya dana," kata Erik di Jakarta Senin (29/6).
Situasi ini ditambah jaringan bisnis dari industri perbankan syariah belum seluas yang dimiliki industri perbankan konvensional. Jika perbankan konvensional saja kesulitan menggenjot pertumbuhan kredit, situasi lebih berat dirasakan oleh industri perbankan konvensional.
"Tentu akan sulit sekali bagi perbankan syariah memaksimalkan pertumbuhan pembiayaan ditengah situasi seperti saat ini," pungkas Erik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News