kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.060   76,14   1,09%
  • KOMPAS100 1.056   15,95   1,53%
  • LQ45 830   13,44   1,65%
  • ISSI 214   1,34   0,63%
  • IDX30 424   7,62   1,83%
  • IDXHIDIV20 510   8,45   1,68%
  • IDX80 120   1,83   1,54%
  • IDXV30 125   0,72   0,58%
  • IDXQ30 141   2,32   1,67%

Ekonomi melambat, pertumbuhan kredit properti perbankan per September 2018 ikut lesu


Minggu, 04 November 2018 / 12:45 WIB
Ekonomi melambat, pertumbuhan kredit properti perbankan per September 2018 ikut lesu
ILUSTRASI. Kerjasama pembiayaan properti antara KEB Hana Bank dan PT Agung Sedayu Group


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan kredit properti sampai September 2018 mengalami perlambatan. Data uang beredar Bank Indonesia (BI) menyebutkan, kredit properti perbankan sampai September 2018 tumbuh 14,8% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 889,6 triliun.

Pertumbuhan kredit properti September 2018 ini lebih rendah dibandingkan Agustus 2018 yang sebesar 15,5% yoy menjadi Rp 880,1 triliun.

Dalam penjelasan di analisis uang beredar September 2018, Agusman, Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia mengatakan, perlambatan ini disebabkan karena kredit konstruksi dan real estate. "Pertumbuhan kredit konstruksi melambat dari 19,2% yoy menjadi 18% yoy terutama pada konstruksi bangunan jalan raya di Jawa Barat dan Jawa Timur,” kata Agusman.

Perlambatan kredit real estat September 2018 sebesar 10% yoy dari 12,5% yoy bulan sebelumnya. Hal ini disebabkan pada real estat gedung perkantoran di wilayah DKI Jakarta dan Jawa Timur.

Meskipun demikian pertumbuhan KPR sampai September 2018 masih cukup tinggi dibandingkan bulan sebelumnya. Pertumbuhan KPR terutama pada KPR tipe di atas 70 di DKI Jakarta dan Jawa Barat.

Menanggapi pertumbuhan kredit properti yang melambat, Deputi Komisioner Pengawas Perbankan II OJK Boedi Armanto bilang kredit properti erat korelasinya dengan pertumbuhan ekonomi dan suku bunga.

“Selain itu, permintaan terhadap properti selalu naik karena jumlah penduduk selalu bertambah sedangkan luasan tanah tetap saja dan tidak bisa diproduksi lagi,” kata Boedi kepada kontan.co.id, Jumat (3/11).

Jadi walaupun mengalami perlambatan tetapi tetap saja kredit properti ke depan akan meningkat karena jumlah penduduk yang terus bertambah.

Kemungkinan dengan naiknya suku bunga dan pertumbuhan ekonomi yang relatif tidak berubah bahkan cenderung melambat mengakibatkan kredit tetap tumbuh tapi tidak sebesar pertumbuhan sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×