kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Ekonomi naik turun, kredit konsumsi tumbuh dua digit hingga semester I-2018


Kamis, 02 Agustus 2018 / 18:29 WIB
Ekonomi naik turun, kredit konsumsi tumbuh dua digit hingga semester I-2018
ILUSTRASI. Penyaluran kredit kendaraan


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah belum stabilnya pertumbuhan ekonomi, kredit konsumsi (KK) perbankan masih mencatatkan pertumbuhan stabil.

Analisis uang beredar yang dirilis oleh Bank Indonesia (BI) mencatat sejak Januari hingga Juni 2018 kredit konsumsi terus tumbuh di atas 10%. Per Juni 2018 kredit konsumsi cenderung tumbuh melambat dari Mei 2018 sebesar 11,8% year on year (yoy) menjadi 10,6% yoy.

Hal ini menurut BI disebabkan perlambatan di tiga sektor konsumsi antara lain kredit pemilikan rumah (KPR), kredit kendaraan bermotor (KKB) serta kredit multiguna yang masing-masing tumbuh sebesar 13,5% yoy, 9,5% yoy, dan 13,4% yoy.

Praktis sedikit lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 14,1% yoy, 11% yoy dan 14,6% yoy. Laju pertumbuhan kredit konsumsi dalam analisis BI emang cenderung lebih stabil dibandingkan kredit produktif yakni kredit modal kerja (KMK) dan kredit investasi.

Sejumlah bank optimistis pada semester II-2018 pertumbuhan segmen konsumsi bakal lebih deras dibanding semester I-2018. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) secara year on year (yoy) pihaknya membukukan total penyaluran kredit konsumsi sebesar Rp 128,15 triliun di paruh pertama.

Jumlah tersebut baru tumbuh 6% dibandingkan pencapaian periode semester I 2017 sebesar Rp 120,95 triliun.

Meski terbilang paling tipis dibandingkan dua segmen kredit BCA lain yaitu korporasi, komersial dan UKM, Sekretaris Perusahaan BCA Jan Hendara menilai pertumbuhan tersebut terbilang stabil terutama di tengah kondisi perekonomian yang fluktuatif.

"Secara keseluruhan, 6% merupakan angka pertumbuhan yang cukup baik, walaupun di tengah tren kenaikan suku bunga ke depannya," katanya kepada Kontan.co.id, Kamis (2/8).

Walau tak mematok target khusus, bank swasta terbesar ini optimistis kredit konsumer masih akan tetap tumbuh seiring meningkatnya permintaan kredit. Jan Hendra menambahkan, mayoritas kredit konsumer BCA masuk ke kredit pemilikan rumah (KPR) atau mengambil porsi sebanyak 58,2%. 

Sementara, catatan perseroan menunjukan pada kuartal II 2018, sektor KPR BCA mencatatkan kenaikan tipis 4% menjadi Rp 74,55 triliun.

"Tahun lalu pada kuartal II 2018 pertumbuhan (KPR) cukup tinggi karena promosi KPR mendapat tanggapan yang baik dari pasar. Tentunya, hal ini menjadi tantangan tersendiri untuk tetap tumbuh seperti tahun lalu," katanya.

Selain dari KPR, KKB bank bersandi emiten bursa BBCA ini juga masih tumbuh 8,1% yoy menjadi Rp 41,27 triliun. Disusul bisnis kartu kredit yang naik 10,8% di semester I 2018 menjadi Rp 12,33 triliun.

Tak cuma BCA yang optimis kredit konsumer masih akan tumbuh stabil, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) yakin kinerja kredit konsumsi akan lebih cantik di semester II 2018.

Atas hal itu, BNI memasang target pertumbuhan kredit konsumsi sebesar 15,5% yoy dibandingkan posisi Desember 2017 lalu. Vice President Kredit Konsumer BNI Egos Mahar mengatakan untuk mendongkrak kenaikan kredit konsumer pihaknya masih mengandalkan KPR dan kredit kepegawaian (payroll loan).

"Produk konsumer dengan potensi besar saat ini adalah KPR dan payroll loan, dengan komposisi portofolio mencapai 97% dari total kredit konsumer," katanya. Adapun bila dirinci, dalam paparan perusahaan pertumbuhan kredit konsumer pada semester I 2018 mencapai 12,6% yoy menjadi Rp 75,48 triliun.

Kredit KPR masih mendominasi kredit konsumsi BNI dengan porsi sebesar 51,4% dari total kredit konsumer. Tercatat kenaikan KPR BNI di paruh pertama mencapai 8,2% yoy dari Rp 35,85 triliun menjadi Rp 38,78 triliun. Sementara kredit kepegawaian tumbuh paling deras 50,8% yoy menjadi Rp 21,74 triliun. Disusul kartu kredit BNI yang meningkat 5,5% yoy menjadi Rp 12,14 triliun.

Di sisi lain, KKB perseroan mengalami penyusutan cukup dalam dari Rp 3,79 triliun di semester I 2017 menjadi hanya sebesar Rp 1,95 triliun di semester I tahun ini atau turun 48,3%. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) di lain pihak, hampir seluruh kredit perseroan bersifat konsumsi lantaran BTN fokus di kredit perumahan.

Direktur Konsumer BTN Budi Satria mengemukakan, total kredit BTN per Juni 2018 mencapai Rp 211,3 triliun atau tumbuh 19,14% yoy. Kredit perumahan mencapai Rp 191,3 triliun atau tumbuh 19,76% yoy sedangkan kredit non perumahan pertumbuhannya mencapai 13,49% yoy menjadi Rp 20,04 triliun.

"Kita optimis bisa tumbuh, untuk itu strategi kita saat ini adalah masuk ke pasar institusi atau lembaga baik BUMN maupun swasta untuk mendorong pertumbuhan yang lebih baik lagi," ujarnya. Tahun ini, BTN yakin target pertumbuhan kredit sebesar 23% akan terlampaui.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×