Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekosistem digital yang luas merupakan salah satu kunci utama agar bank digital sukses ke depan. Bank-bank digital besar tampaknya bakal semakin mengerucut menyusul kolaborasi yang sudah tercipta antara bank dengan perusahaan-perusahaan teknologi dan juga grup besar lainnya.
Bank-bank digital ke depan diperkirakan hanya akan ada beberapa bank saja, yaitu bank-bank yang dikuasai grup-grup besar dengan modal yang kuat.
PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) yang saat ini sudah dikuasai oleh Chairul Tanjung melalui Mega Corpora bakal memiliki ekosistem yang semakin luas menyusul masuknya sejumlah investor besar ke bank ini seperti Bukalapak, Salim Group, Grab dan lain-lain lewat rights issue yang akan digelar Januari ini.
Sementara PT Bank Jago Tbk telah memiliki ekosistem dengan kolaborasi dengan Grup GoTo seiring masuknya Gojek sebagai pemegang saham perseroan. Adapun ekosistem Bank BCA Digital akan didukung oleh induknya dan juga dari Djarum Group terutama lewat kolaborasi eksklusif yang sudah dijalin dengan Blibli, sedangkan PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) akan diperkuat jaringan ekosistem BRI Group.
Baca Juga: Didukung Perdagangan RI-Jepang, Transaksi LCS BNI Naik
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) dikabarkan juga akan menggandeng perusahaan teknologi, Sea Group (induk e-commerce Shoppe), untuk mencaplok Bank Mayora dan menyulapnya jadi bank digital.
Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan melihat ekosistem bank-bank digital memang semakin meluas seiring dengan variatifnya investor strategis yang masuk ke bank tersebut. Ekosistem bank akan terbentuk dengan memanfaatkan jaringan bisnis investor.
Menurutnya, yang paling unggul ke depan dari bank-bank dengan ekosistem luas tersebut adalah mereka yang punya dukungan modal yang kuat dan bisa memanfaatkan ekosistem bisnis para investornya.
"Ke depan, pemain besar bank digital akan mengerucut menjadi beberapa bank saja. Ini dampaknya bisa saja positif dan bisa negatif. Kalau hanya ada segelintir bank yang akan menguasai pasar tentu dampaknya bisa negatif," keta Trioksa pada KONTAN, Kamis (6/1).
Baca Juga: Ekonomi Mitra Dagang Mulai Pulih, Transaksi LCS BRI Ikut Naik
Bagi bank tradisional yang saat ini yang ekositemnya kecil, Trioksa menekankan harus melakukan kerjasama dengan bank digital agar bisa bertahan karena arah persaingan bisnis bank ke depan akan ke arah digital banking.
Senada, Piter Abddullah Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memandang bank yang tidak punya ekosistem digital bakal kala bersaing ke depan. Menurutnya, ekosistem digital itu adalah syarat utama bagi bank digital bisa bersaing.