kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.326.000 1,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekspansi Kredit Melonjak, LDR Bank Jago Mencapai Level 117%


Jumat, 28 April 2023 / 16:53 WIB
Ekspansi Kredit Melonjak, LDR Bank Jago Mencapai Level 117%
ILUSTRASI. Direksi Bank Jago usai pemaparan kinerja 2022 di Jakarta (17/3/2023).


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekspansi kredit PT Bank Jago Tbk (ARTO) kian pesat. Hingga Maret 2023, outstanding kredit bank digital ini sudah mencapai Rp 10,8 triliun. Capaian tersebut melonjak 76% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy).

Pertumbuhan kredit membuat rasio intermediasi atau loan to deposit ratio (LDR) Bank Jago mencapai level 117%. Hal ini menunjukkan kemampuan bank dalam mengoptimalkan dana pihak ketiga (DPK), sekaligus mencerminkan tingginya permintaan kredit di bank ini.

Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar mengatakan, pertumbuhan ini tercapai berkat strategi penyaluran kredit dan pembiayaan syariah melalui kolaborasi dengan berbagai mitra (partner), seperti ekosistem dan platform digital, perusahaan pembiayaan, dan lembaga keuangan lainnya.

"Jago melakukan penyaluran kredit secara hati-hati (prudent) dan terukur dengan memperhatikan peluang ekspansi yang ada. Ini terlihat dari rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross di level 1,5% atau di bawah rata-rata industri perbankan." kata dia dalama keterangan resminya, Jumat (28/4).

Tirta Citradi, Analis MNC Sekuritas menilai capaian kinerja Bank Jago kuartal pertama tahun ini menunjukkan mereka efektif dalam menjalankan fungsi ini dan terus menambah jumlah debitur.

Fungsi utama bank itu adalah menjalankan fungsi intermediasi, tercermin pada angka LDR. " Meski LDR di atas 100%, likuiditas Jago terlihat aman dan solid karena mereka masih mengoptimalkan dana hasil rights issue tahun lalu untuk menopang ekspansi,” kata dia.

Selain memaksimalkan dana rights issue, Bank Jago terus berupaya menggenjot DPK, terutama komposisi dana murah (current account saving account/CASA) sebagai modal ekspansi. Per akhir Maret, total DPK yang berhasil dihimpun mencapai Rp 9,28 triliun, melonjak 120% secara yoy.

Porsi CASA tumbuh 158% menjadi Rp 5,92 triliun, sedangkan time deposit (deposito) meningkat 75% menjadi Rp 3,35 triliun. Secara komposisi, CASA menyumbang 64% terhadap total DPK.
 
Komposisi CASA juga berhasil menunjukkan perbaikan. Pada kuartal I tahun lalu, porsi CASA baru mencapai 54% berbanding deposito sebesar 46%. 

Menariknya, kata Tirta, peningkatan porsi CASA justru terjadi ketika bunga acuan naik tinggi. Hal Ini menjadi indikator tingkat kepercayaan nasabah dalam menyimpan dananya di bank digital dan kebiasaan baru nasabah dalam menggunakan aplikasi untuk memenuhi kebutuhan layanan keuangannya.
 
Porsi dana murah yang lebih besar dari deposito berdampak positif ke cost of fund atau biaya dana yang terlihat pada pendapatan bank. Bank Jago membukukan pendapatan bunga Rp 487 miliar, tumbuh 40% yoy. Adapun pendapatan bunga bersihnya melonjak 34% yoy  menjadi Rp 423 miliar.

Raditya Krisna Pradana, analis Kanaka Hita Solvera memprediksi 
Bank Jago masih memiliki ruang pertumbuhan kredit yang cukup besar. Hal ini sejalan dengan rencana integrasi yang lebih mendalam dengan GOTO Financial. “GOTO butuh Jago untuk backup bisnis lending, sedangkan Jago butuh GOTO untuk kanal penyaluran kredit,” ujar dia. 

Seperti diketahui, GOTO tengah berjuang mencapai Adjusted EBITDA positif pada kuartal IV tahun ini. Untuk mencapai itu, perusahan akan memaksimalkan bisnis lending melalui unit bisnis GoTo Financial. 

GOTO berencana menyalurkan pembiayaan ke semua segmen, baik ke sisi konsumen maupun ke para mitra dalam ekosistem. Sejauh ini, GOTO sudah meluncurkan GopayLater Cicil untuk berkompetisi di bisnis buy now pay later (BNPL).
 
Selain GOTO Finansial, faktor pendongkrak penyaluran kredit Bank Jago adalah kolaborasi dengan PT BFI Finance Tbk (BFIN), perusahaan multifinance dengan spesialisasi kredit kendaraan baru dan bekas serta fintech lending. 

Perusahaan multifinance yang dikendalikan Jerry Ng, Patrick Walujo dan Boy Thohir melalui Trinugraha Capital itu menyalurkan pembiayaan baru senilai Rp 20 triliun pada 2022, melonjak 52,7%.
 
“Ticket size per debitur di BFIN cukup besar. Ini peluang yang sangat bagus karena menyalurkan kredit kendaraan baru dan bekas. Jago dan BFIN bisa kolaborasi baik dalam bentuk credit channeling maupun joint financing." pungkas Radit.  
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×