Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli
Sementara itu, Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nicodemus melihat meskipun ada ruang penguatan harga saham perbankan, perlu diperhatikan pula akan rawan terjadi koreksi.
Sehingga, ia mengingatkan bahwa yang harus diperhatikan adalah keberlanjutan dari momentum itu sendiri. Harapannya bisa menjaga penguatan harga saham-saham perbankan untuk bisa terus mengalami kenaikan.
Untuk jangka panjang sendiri, Nico melihat saham perbankan secara valuasi masih memberikan potensi naik. Menurutnya, sejauh ini saham-saham finansial terlihat menarik untuk bisa melakukan akumulasi.
Baca Juga: Rupiah Terus Menguat, Ini Emiten yang Bakal Untung dan Buntung
Hanya saja, ia mengingatkan bagi investor yang baru masuk, lebih baik untuk memperhatikan momentum dan resistensinya. Sebab, ada kekhawatiran berpotensi terjadi sell on news pada saat The Fed memangkas tingkat suku bunga.
“Apabila saham saham big caps terlihat mulai sulit untuk bergerak naik, saham saham bank lainnya seperti BNGA, BBTN, bisa menjadi pilihan,” ujarnya.
Dari analisa teknikal, analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menjelaskan bahwa secara historis, pada saat ada pemangkasan suku bunga, maka pergerakan bursa saham justru akan cenderung terkoreksi, terlebih IHSG sudah menguat cukup signifikan dan membentuk adanya ATH.
Baca Juga: Melongok Rekomendasi Saham Konstituen Indeks Kompas100, Mana yang Jadi Jagoan Analis?
Untuk emiten perbankan sendiri, ia melihat secara sektoral dan teknikal penguatannya diperkirakan sudah relatif terbatas. Artinya, potensi terkoreksi untuk saham-saham perbankan cukup terbuka.
“Apabila ditanyakan perihal emiten perbankan yang menarik, dapat dicermati ARTO, BRIS, AGRO, BBRI, dan BBNI,” ujarnya.
Dengan adanya potensi penurunan suku bunga The Fed, Direktur Utama BSI Hery Gunardi menyambut baik hal tersebut. Ia meyakini aksi The Fed tersebut akan diikuti oleh penurunan suku bunga acuan BI.
Baca Juga: Begini Kinerja Emiten Big Caps di Semester I, Simak Rekomendasinya
“Artinya DPK juga pricing-nya akan turun. Dan bank akan punya keleluasaan untuk menghimpun DPK yang lebih,” ujar Hery saat ditemui di Jakarta, Selasa (17/9).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News