Reporter: Anggar Septiadi, Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) masih merampungkan proses akuisisi Bank Royal. Kendati demikian, BCA sudah memiliki banyak rencana atas bank yang baru saja mereka diakuisisi pada April 2019 lalu. Seperti apa faktanya?
- Akuisisi Bank Royal
Pada pertengahan April 2019 lalu, BCA bersama anak usahanya BCA Finance membeli seluruh saham PT Bank Royal Indonesia dari PT Royalindo Investa Wijaya, Leslie Soemadi, Ibrahim Soemadi, Nevin Soemadi dan Ko Sugiarto.
Baca Juga: Ini dia bunga deposito BCA, Bank Mandiri, BRI dan BNI setelah bunga BI turun
Berdasarkan perjanjian, BCA dan BCA Finance akan membeli sebanyak 2,87 juta saham Bank Royal yang mewakili seluruh modal yang telah ditempatkan dan disetor oleh para pemegang saham Bank Royal.
Dalam memuluskan rencananya tersebut, setidaknya BCA sudah merogoh kocek sebanyak Rp 1 triliun.
- Strategi BCA untuk hadapi gempuran fintech
BCA mulai pasang strategi untuk menghadapi gempuran fintech. Pasca BCA akuisisi Bank Royal, strategi tersebut bakal dijalankan. Menurut Jahja, BCA punya strategi untuk meredam terpaan perusahaan teknologi finansial (Tekfin/Fintech) khususnya peer to peer landing (P2P) lewat akuisisi tersebut.
Baca Juga: Juni 2020, BCA bakal luncurkan Bank Royal sebagai bank digital
Alasannya, BCA sebagai salah satu bank terbesar di Tanah Air memiliki kelebihan dari sisi database, serta tingkat kehati-hatian yang jauh lebih tinggi dibandingkan fintech pada umumnya.
"Kalau fintech itu bunganya tinggi banget. Kalau kita bisa masuk, harapannya bunganya tidak setinggi itu (fintech)," lanjutnya.