Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) mengatakan ada dua sebab penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia tidak langsung ditransfer ke penurunan suku bunga kredit. Pertama adalah faktor likuiditas dan kedua adalah karena terkait pertumbuhan simpanan.
Sekretaris Perusahaan BRI Hari Siaga mengakui bahwa transmisi penurunan suku bunga suku bunga acuan Bank Indonesia kepada cost of fund bank belum optimal. "Pertama disebabkan karena kondisi likuiditas perbankan yang cukup ketat," ujar Hari kepada Kontan, Minggu (16/10).
Sedangkan sebab kedua adalah karena pertumbuhan simpanan industri yang belum sesuai harapan. Secara umum, dengan kondisi likuiditas yang ketat dan pertumbuhan pinjaman yang rendah, bank masih akan berhati hati.
Hal ini menyebabkan bank masih akan menjaga tingkat premi risiko kredit yang cukup tinggi dan menyebabkan penurunan suku bunga pinjaman dilakukan secara bertahap.
Sebagai informasi, berdasarkan data suku bunga dasar kredit (SBDK) BRI per Agustus 2016 tercatat baru kredit ritel yang berada di level single digit yaitu 9,75%.
Beberapa sektor yang lain tercatat masih double digit misalnya kredit KPR, korporasi, konsumsi dan mikro yang masing-masing 10,25%, 10,5%, 12,5%, 17,5%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News