Reporter: Umi Kulsum | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Pendanaan merupakan salah satu penopang kinerja perusahaan pembiayaan. Suku bunga yang relatif kompetitif menjadi salah satu alasan perusahaan pembiayaan mengincar perolehan pendanaan dari pinjaman bank luar negeri.
FIF Group misalnya yang juga mengincar pinjaman sindikasi dari berbagai negara yakni Taiwan, Timur Tengah, Singapura, Jepang dan Australia. Hingga semester I-2017, setidaknya FIF Group telah mengantongi pinjaman sindikasi sekitar US$ 300 juta.
Vice President Corporate Finance & Treasury Division Head Jerry Fandy menjelaskan, total dana tersebut sejatinya memang belum ditarik dan dipakai untuk pendanaan pembiayaan dan modal kerja. Pihaknya mengakui, masih ada simpanan tahun lalu yang belum terpakai untuk pendanaan tahun ini.
"Pinjaman dari bank luar negeri atau offshore itu untuk kami gunakan jangka waktu ke depan," ujar dia di Jakarta, Senin (10/7).
Asal tahu saja, hingga tutup tahun ini FIF Group membutuhkan pendanaan sebesar Rp 33 triliun. Adapun proporsi pendanaan tersebut yakni 30% berasal dari collection, 20% join financing, 30% pinjaman offshore dan sisanya pinjaman sindikasi dari bank lokal.
Alasan FIF Group mengincar pendanaan offshore lantaran kondisi likuiditas di luar negeri sedang banyak dan terbilang bagus. Seperti misalnya, Jerry mencontohkan di negara Singapura, Jepang, Hongkong dan China.
"Kita memang memanfaatkan momentum. Kalau likuiditas banyak, tentu bunganya lebih murah apalagi investment grade beberapa waktu lalu juga cukup berpengaruh," ungkap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News