kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

FIF Group telah restrukturisasi 930.000 nasabah terdampak Covid-19


Jumat, 02 Oktober 2020 / 05:05 WIB
FIF Group telah restrukturisasi 930.000 nasabah terdampak Covid-19


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Federal International Finance (FIF Group) telah memberikan restrukturisasi kepada 930.000 konsumen terdampak Covid-19. Presiden Direktur FIF Group Margono Tanuwijaya menyatakan saat ini perusahaan memiliki 5 juta debitur.

“Dari total kita punya Rp 50 triliun piutang pembiayaan, kita restrukturisasi Rp 12 triliun. Dengan kondisi seperti ini kita manfaatkan aset digital kita. Ini adalah suatu pekerjaan yang luar biasa, di mana kita tidak bisa bertemu dengan nasbah secara langsung. Kita mengerahkan semua aset digital kita, termasuk chat bot, web serta manfaatkan kontrak digital, digital sign,” ujar Margono melalui diskusi virtual pada Kamis (1/10).

Baca Juga: Pembiayaan motor Federal International Finance Group mulai terdongkrak

Margono menyatakan hingga Juli 2020, rasio pembiayaan bermasalah atau NPF berada di level 1,1%. Ia menyebut, tekanan pandemi masih akan menjadi pemberat bagi kualitas pembiayaan.

“Karena kita tidak tau Covid-19 ini bisa berakhit kapan. Semakin lama maka akan berpengaruh terhadap daya beli atau kemampuan bayar nasabah. Soal angkanya kita tidak tau akan menjadi berapa. Kita berharap pandemi ini segera berakhir,” jelas Margono.

Pandemi tidak hanya mendorong timbulnya restrukturisasi bagi FIF Group. Juga menekan permintaan dan penyaluran pembiayaan. Anak perusahaan PT Astra International Tbk ini telah memproyeksi penyaluran pembiayaan hingga akhir tahun.

Baca Juga: Pembiayaan motor FIF Group mulai terkerek

“Kalau penjualan tahun lalu Rp 40 triliun, tahun ini jadi Rp 32 triliun. Jadi kita pertahankan hanya turun 20%. Kalau dari strategi kita ada dua, efisiensi dan menjaga kualitas kredit,” papar Margono.

Ia menyatakan strategi efisiensi marketing dengan mengurangi ekspansi karena aktivitas di lapangan itu juga berkurang. Dari sisi manajemen risiko, FIF ini tidak berarti berhenti melakukan penjualan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×