kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.950.000   -18.000   -0,91%
  • USD/IDR 16.310   12,00   0,07%
  • IDX 7.156   38,26   0,54%
  • KOMPAS100 1.043   8,35   0,81%
  • LQ45 800   4,89   0,62%
  • ISSI 232   2,05   0,89%
  • IDX30 415   0,46   0,11%
  • IDXHIDIV20 485   0,27   0,06%
  • IDX80 117   0,78   0,67%
  • IDXV30 119   -0,05   -0,04%
  • IDXQ30 133   0,10   0,08%

Fintech Jenfi raih pendanaan series A US$ 6,3 juta


Jumat, 10 September 2021 / 08:37 WIB
Fintech Jenfi raih pendanaan series A US$ 6,3 juta
ILUSTRASI. Financial Technology (Fintech).


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan fintech asal Singapura Jenfi, meraih pendanaan Seri A sebesar US$ 6.3 juta atau sekitar Rp 89 miliar yang dipimpin oleh Monk’s Hill Ventures.

Investor lainnya termasuk Golden Equator Ventures and Korea Investment Partners (via the GEC-KIP Fund), 8VC, ICU Ventures and Taurus Ventures.

Dana Series A ini akan digunakan perusahaan Singapura ini untuk pengembangan produk, akuisisi konsumen dan ekspansi pasar di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Saat ini Jenfi masih menanti berakhirnya moratorium pendaftaran fintech peer-to-peer lending baru yang diberlakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sejak Februari 2020 sebelum dapat mengajukan permohonan perizinan sebagai penyelenggara peer-to-peer lending di Indonesia.

Didirikan pada tahun 2019 oleh Jeffrey Liu dan Justin Louie, Jenfi telah turut serta dalam program akselerasi oleh Y Combinator, perusahaan inkubator startup kelas dunia yang memiliki lebih dari 20 portfolio perusahaan teknologi dengan nilai valuasi setara atau lebih dari US$ 1 miliar dari berbagai negara seperti Stripe, Airbnb, Cruise dan DoorDash.

Baca Juga: Melihat peluang bisnis baru, BRI (BBRI) gandeng Traveloka garap bisnis paylater

Co-Founder dan CEO Jenfi, Jeffrey Liu (Jeff), menjelaskan perihal layanan pembiayaan Jenfi yang menyasar UKM (Usaha Kecil Menengah atau UKM) di Asia Tenggara khususnya UKM yang telah go digital dan karenanya terhubung dalam ekosistem digital dan menjalankan kegiatan usahanya secara digital dalam aktivitas pemasaran dan penjualan secara online.

Jeff memaparkan tiga hal utama yang membedakan pembiayaan UKM Jenfi dengan pinjaman UKM umumnya dari perusahaan fintech peer-to-peer lending lainnya di Indonesia.

“Pertama, pembiayaan UKM melalui platform Jenfi dikhususkan penggunaan dananya untuk membiayai kegiatan pemasaran seperti digital marketing dan pembiayaan inventaris guna mendukung kinerja penjualan setiap peminjam UKM. Sehingga harapan kami mereka tidak hanya dapat bertahan di tengah pandemi, namun juga dapat bertumbuh pesat,” kata Jeffrey dalam keterangan resminya, Jumat (10/9).

Kedua, pinjaman akan dibayar dengan skema bagi hasil dari keuntungan yang diperoleh dari penjualan bulanan UKM tersebut. Jenfi akan mengambil sejumlah persentase kecil dari penjualan bulanan UKM peminjam secara bertahap sampai pinjaman berikut bunganya lunas sesuai rencana pembayaran yang disepakati dalam perjanjian.

Jeff bialng, tidak banyak perusahaan yang menyediakan solusi pembiayaan seperti ini di Asia Tenggara.

Ketiga, Jenfi memiliki nilai tambah berupa fitur analitis terotomasi yang dapat digunakan UKM untuk meningkatkan efisiensi penjualan online dan digital marketing mereka.

Contohnya, fitur ini nantinya dapat memberitahu UKM peminjam mengenai kesempatan untuk mengiklankan produknya pada Google Ads yang berpotensi meningkatkan penjualan mereka, dan Jenfi akan menawarkan pinjaman bagi UKM tersebut yang dananya khusus digunakan untuk mengiklankan produknya.

Menurut data Bank Indonesia (BI), sebanyak 87,5% UMKM terdampak pandemi Covid-19. Dari jumlah ini, sekitar 93,2 % terdampak negatif di sisi penjualan dan akibatnya memberi tekanan pada pendapatan, laba dan arus kas.

Jenfi menyadari industri UKM di Indonesia sangat terdampak oleh resesi ekonomi saat ini, padahal potensinya sangat besar khususnya ketika didukung oleh strategi transformasi digital dalam aktivitas penjualan, pemasaran serta supply chain.

Baca Juga: Akseleran jaga NPL pada level 0,08%

Hingga saat ini, Jenfi telah membantu pembiayaan lebih dari seratus UKM di Asia Tenggara yang meliputi model bisnis B2B dan layanan software di Singapura, Malaysia dan Vietnam, seperti antara lain, Tier One Entertainment, Pay With Split, and Homebase.

Menurut Jeff, model bisnis Jenfi telah sejalan dengan kearifan lokal, nilai sosial dan budaya di Indonesia yang dikenal dengan istilah “Gotong Royong. Dia meyakini, proses menuju ketahanan usaha dan kesejahteraan UKM di masa pandemi ini perlu dipikul bersama.

“Cukup sering ditemukan, layanan fintech lending bagi UKM akan menagih cicilan pinjaman dari UKM tanpa mempedulikan keuntungan atau kerugian mereka, pokoknya harus dibayar sesuai jadwal. Jika tidak bisa, maka dikenakan bunga keterlambatan dan jalan satu-satunya jika tetap macet adalah restrukturisasi. Kalau Jenfi menggunakan pendekatan yang berbeda, dengan rencana pelunasan pinjaman yang fleksibel dan turut mempertimbangkan kinerja penjualan, potensi pertumbuhan dan keuntungan UKM," tutup Jeff.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×