Reporter: Nur Qolbi | Editor: Herlina Kartika Dewi
JAKARTA. Perusahaan aplikasi pembiayaan kredit digital Akulaku melebarkan usahanya dengan mendirikan bisnis fintech peer to peer (P2P) lending bernama Asetku. Fintech lending ini bakal mempertemukan pemberi pinjaman dengan peminjamnya.
Direktur Asetku Andrisyah Tauladan mengatakan, untuk saat ini, pendanaan yang masuk dari para pemberi pinjaman akan disalurkan hanya ke peminjam di Akulaku. Menurut dia, pendanaan melalui Asetku paling kecil adalah sebesar Rp 2 juta dan tidak ada batas maksimal.
“Pendanaan yang masuk beragam. Ada yang sebesar Rp 2 juta, Rp 10 juta, Rp 500 juta bahkan sampai Rp 1 miliar,” kata dia, Rabu (30/1).
Sejak berdiri pada Oktober 2017 hingga pertengahan Januari 2019, Asetku telah mengumpulkan dana lebih Rp 200 miliar. Sementara itu, sejak mendapatkan tanda terdaftar dari Otoritas Jasa Keuangan yakni pada 21 Desember 2018, rata-rata portofolio per bulan yang masuk ke Asetku sekitar Rp 50 miliar – Rp 75 miliar.
Pada 2019, Andrisyah menargetkan penyaluran pinjamannya bisa mencapai Rp 500 miliar setiap bulan. Untuk itu, Asetku tengah meningkatkan manajemen risiko dan kapasitas pendanaannya. Selama ini, Asetku masih menyasar pendana individu, tetapi tahun ini Asetku bakal mulai mengincar pendana berbentuk lembaga atau institut.
Selain itu, Asetku juga berencana untuk mengekspansi produknya dengan meluncurkan pendanaan berbasis syariah.
"Mulai dari akad, perhitungan bagi hasil, sampai penyalurannya akan berbasis syariah. Pasar produk keuangan syariah di Indonesia masih luas," kata dia.
Untuk meminimalisasikan risiko pendanaan, Asetku melakukan diversifikasi pendanaan dengan menyebarkan dana satu pemberi pinjaman ke lebih dari 30 peminjam. Keuntungan untuk pendana terdiri dari bunga tahunan sebesar 20%-24%.
Menurut Andrisyah, non-performing loan (NPL) perusahaan masih 0%. “Pengembalian dana pokok dan bunga kepada pemberi pinjman selalu sampai 100%,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News