Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi
Kedua, pendanaan dalam bentuk penerimaan pinjaman subordinasi dari entitas holding asuransi BUMN. Ketiga, pendanaan dalam bentuk perolehan financial reisurance dari investor eksternal berbasis portofolio proteksi ritel yang diwadahi skema unit link, dibantu serta difasilitasi oleh Indonesia Re. Terakhir, melalui transfer portofolio sehat kepada perusahaan asuransi jiwa lainnya.
Tidak cukup sampai situ, perseroan juga akan mengoptimalisasi aset properti dalam bentuk pelepasan aset baik yang berbentuk rumah tinggal, gedung kantor maupun tanah serta dalam bentuk pemberdayaan aset-aset lainnya yang bekerja sama dengan BUMN, BUMD dan swasta.
Baca Juga: Hingga November, rata-rata imbal unitlink saham masih berada di zona merah
Terkait tunggakan tersebut, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai pengawas hanya bisa menunggu. Kepala Eksekutif Industri Keuangan Non-Bank OJK Riswinandi menyerahkan penyelesaian klaim nasabah ke manajemen Jiwasraya.
“Jadi kami menunggu usulan mereka, nanti Jiwasraya akan ada rapat dengan pemegang sahamnya. Dari situ, mereka akan melapor ke OJK,” pungkasnya.
Asal tahu saja, sampai 2020, Jiwasraya mempunyai total klaim jatuh tempo mencapai Rp 16,13 triliun. Dengan rincian polis jatuh tempo Oktober – Desember 2019 Rp 12,4 triliun dan Rp 3,7 triliun pada 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News