kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Gandeng Berrypay dan Lulu Hypermart, BSI Mulai Penetrasi Layanan di Timur Tengah


Jumat, 13 Mei 2022 / 22:45 WIB
Gandeng Berrypay dan Lulu Hypermart, BSI Mulai Penetrasi Layanan di Timur Tengah


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mulai menancapkan bisnis dan penetrasi layanan di Timur Tengah. Seiring adanya kerja sama dengan konglomerasi dan start up internasional di Dubai, Uni Emirat Arab. 

Ekspansi bisnis dan layanan BSI di UEA tersebut ditandai dengan penandatanganan kerja sama (MoU) antara perusahaan dengan Lulu Hypermart Indonesia sebagai jaringan dari Lulu Hypermart Global, jaringan pemasaran ritel terbesar di Timur Tengah dan fintech company Berrypay di Dubai pada hari ini, Jumat (13/5/2022). Langkah strategis tersebut dilakukan BSI berbarengan dengan momentum bersejarah grand launching kantor perwakilan (representative office) BSI di Dubai.

Terkait langkah strategis itu, Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan kerja sama BSI dengan Lulu Group International dan Berrypay yang dilakukan bersamaan dengan peresmian kantor perwakilan BSI di Dubai menandai bahwa BSI telah go global dan menancapkan bisnis dan layanan di Timur Tengah.

“Ini menjadi tonggak bersejarah, langkah awal ekspansi BSI di pasar internasional. Ekspansi jaringan dan bisnis ini memungkinkan kami untuk dapat mengelola peluang bisnis yang ada di luar negeri, baik Indonesian related business atau corporations maupun dari individu yaitu warga negara Indonesia. Kami siap melayani nasabah dan mengoptimalkan potensi bisnis di kawasan ini,” kata Hery dalam keterangan tertulis pada Jumat (13/5).

Baca Juga: Melalui BRIguna, BRI Targetkan Kredit Digital Hingga Rp 1 Triliun

Dia menjelaskan bahwa langkah tersebut merupakan akselerasi BSI agar diperhitungkan di dunia internasional melalui peningkatan kapabilitas, daya saing, dan reputasi. Pasalnya, jika ingin menjadi salah satu bank syariah terbesar di dunia BSI harus mumpuni di industri perbankan dalam negeri juga di tataran global.

Menurutnya keberadaan jaringan bisnis di luar negeri memungkinkan BSI berinteraksi secara langsung dengan komponen penting industri perbankan global. Yakni pemain utama perbankan dunia, regulator perbankan dari sejumlah negara, hingga global business-best-practice perbankan syariah yang akan membentuk global-expertise dan global-capabilities bagi BSI.

Selain itu, Hery berharap BSI semakin dekat dengan investor global sehingga perusahaan dapat berkontribusi lebih dalam mendukung program-program pemerintah Republik Indonesia, baik dalam pendanaan proyek-proyek infrastruktur dan pembangunan melalui penerbitan Sukuk Global maupun dukungan bagi pengembangan UMKM nasional.

“Dengan hadir di Dubai, BSI akan memperkuat hubungan dagang antara Indonesia dengan negara-negara di Kawasan Timur Tengah. Dan adanya kerja sama dengan Lulu Group, kami juga ingin memajukan UMKM Indonesia sehingga produk-produknya bisa disalurkan ke pasar potensial di kawasan ini,” tukasnya.

BSI telah membuka Kantor Perwakilannya di Dubai International Financial Centre (DIFC) sebagai kehadiran global pertama BSI berdasarkan Surat Pendirian dari DIFC tanggal 4 November 2021 dan Persetujuan Akhir Izin Kantor Perwakilan dari DFSA tanggal 28 Januari 2022. DIFC merupakan hub financial dan pusat sukuk global yang berada di jantung Dubai.

Baca Juga: Bank Geber Penyaluran Kredit Lewat Kanal Digital

Peresmian kantor di Dubai ini merupakan peristiwa bersejarah karena menjadi jaringan pertama perbankan Indonesia di pusat keuangan syariah dunia, sekaligus sebagai realisasi program BUMN Go Global dan mewujudkan misi menjadi Top 10 Global Islamic Bank berdasarkan kapitalisasi pasar pada 2025. 

Selain itu, Representative Office BSI di Dubai merupakan milestone awal pengembangan jaringan internasional BSI ke depan. BSI sudah merencanakan untuk meng-upgrade lisensi presence di Dubai pasca Representative Office BSI diresmikan, sehingga kantor tersebut bisa menjadi full-branch.

“Dari Dubai, kita tentu berharap bahwa kehadiran BSI secara global akan semakin banyak di sejumlah pusat-pusat keuangan dunia lainnya. Seperti London, New York, Tokyo, Singapura dan juga Arab Saudi. Kami bersyukur dan bangga bahwa BSI ke depan akan dapat turut mengibarkan Sang Merah Putih di dunia internasional,” katanya.

Dalam grand launching tersebut hadir pula Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo atau biasa disapa Tiko. Pihaknya memberikan apresiasi yang tinggi kepada BSI karena berhasil menjadi bank pertama Indonesia yang membuka jaringan bisnis di negara Arab yang tergabung dalam Gulf Cooperation Council (GCC) dan telah memulai bisnis dan layanannya melalui kerja sama dengan korporasi-korporasi global.

Menurut Tiko, sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, Indonesia sudah sepantasnya memiliki representative office bank syariah di kawasan Timur Tengah. Langkah tersebut menjadi katalisator utama bagi Indonesia untuk menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia.

“Ini merupakan momentum strategis karena kehadiran BSI di Dubai menjadi pintu masuk atau hub, yang menghubungkan perbankan dan keuangan Indonesia dengan pusat-pusat keuangan syariah dunia. Langkah penting ini pun mempererat hubungan Indonesia dengan Uni Emirat Arab sebagai salah satu pusat investasi global, di mana Dubai adalah pusat keuangan syariah global, dengan produk sukuknya,” kata Tiko menegaskan. 

Tiko pun berharap BSI mengoptimalkan potensi bisnis di Dubai, menjadi jembatan penghubung antara Indonesia dan investor global untuk menginvestasikan dana mereka pada proyek-proyek pemerintah seperti Ibukota Negara Baru (IKN), proyek strategis BUMN, dan proyek infrastruktur, serta industri keuangan yang berkelanjutan di Tanah Air.

Momentum ini pun seiring dengan posisi Indonesia sebagai pemimpin Presidensi G20 pada 2022.  Di mana pengembangan sistem keuangan yang berkelanjutan dengan menyalurkan pembiayaan ke industri hijau atau surat utang hijau akan sangat didorong dan diutamakan. Terlebih Indonesia mempunyai potensi penerbitan surat utang hijau mencapai USD35,12 juta.

“Ini yang kami harapkan dari BUMN dan anak usahanya, tangguh, inovatif, agile, dan berorientasi global. Kami akan terus mendukung kiprah BUMN dan anak usahanya untuk terus berkembang agar dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi perekonomian nasional,” ucap Tiko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×