Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
Ferdian Timur Satyagraha, Direktur Keuangan Bank Jatim menjelaskan, pandemi bikin pemulihan kredit hapus buku menurun karena Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKLN) Surabaya tutup sementara. Selain itu, daya beli masyarakat juga turun sehingga orang menunda rencana terhadap pembelian aset.
Menurunnya daya beli masyarakat itu membuat Bank Jatim semakin sulit melakukan lelang terhadap agunan dari kredit-kredit hapus buku. Meski begitu, bank ini tetap berupaya agar target pemulihan kredit hapus buku bisa mencapai Rp 100 miliar pada akhir tahun.
Baca Juga: Obligasi Bank BTN kelebihan permintaan 1,8 kali
Bank CIMB Niaga juga mengalami penurunan pendapatan dari recovery rate menjadi hanya Rp 160 miliar pada semester I 2020 dari Rp 257 miliar pada paruh pertama 2019.
Namun, secara keseluruhan pendapatan non bunga bank ini masih tumbuh 6% menjadi Rp 2,1 triliun dari Rp 1,98 triliun per Juni 2019. Selain penurunan recovery rate, pendapatan dari fee dan komisi bank ini juga turun dari Rp 723 miliar jadi Rp 568 miliar. Hanya saja, perseroan diuntungkan dengan adanya kenaikan keuntungan marketable securities dari Rp 228 miliar jadi Rp 381 miliar serta transaksi forex dan derivatif dari Rp 298 miliar menjadi Rp 621 miliar.
Sementara BCA tidak merinci jumlah pemulihan kredit hapus buku yang berhasil dikantongi perseroan selama paruh pertama. Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA Hera F. Haryn bilang, pihaknya tetap melakukan hapus buku kredit sesuai dengan aturan yang berlaku.
Meski begitu, BCA konsisten menyalurkan kredit secara prudent guna menjaga kualitas kredit tetap sehat sehingga menekan jumlah yang harus berakhir pada penghapusan buku. Di masa pandemi ini, perseroan aktif melakukan restrukturisasi kredit bagi debitur yang kesulitan.
Baca Juga: Ini alasan Kementan gandeng IPB University dalam program diversifikasi pangan
Per Juni 2020, BCA membukukan pendapatan non bunga sebesar Rp 10,53 triliun atau tumbuh 9,6% YoY. Di dalamnya termasuk fee based income yang tumbuh 1,7% YoY jadi Rp 6,6 triliun, tranding income meningkat 60% jadi Rp 2,19 triliun dan pendapatan lainnya turun 0,9% menjadi 1,72 triliun. Pendapatan pemulihan dari kredit hapus buku masuk di dalam pendapatan lainnya tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News