Reporter: Herry Prasetyo | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Gemalto, perusahaan keamanan digital asal Amerika Serikat, tengah mempersiapkan sebuah personalization center di Indonesia. Unit Gemalto itu bertujuan membantu para penerbit kartu pembayaran bermigrasi dari teknologi kartu magnetik ke teknologi EMV.
EMV yang merupakan kependekan dari Europay, Mastercard, dan Visa, merupakan standar terbaru untuk kartu pembayaran. Dibanding kartu magnetik, standar keamanan kartu EMV chip lebih baik.
Gemalto menargetkan, pusat personalisasi tersebut terwujud sebelum akhir tahun ini. Fasilitas itu menyediakan layanan, seperti pembuatan kartu dan manajemen inventarisasi. Gemalto juga berencana mengembangkan aplikasi alat pembayaran bergerak tanpa kontak (mobile contactless payment), dan online banking.
Tan Teck Lee, President Gemalto wilayah Asia, menuturkan, pusat personalisasi ini membantu Gemalto memperbesar pasar di Indonesia. Saat ini, klaim Tan, sebanyak 75% kartu kredit yang beredar di Indonesia dipasok Gemalto. “Ketika menerima kartu kredit, orang hanya memperhatikan logo penerbit. Mereka tidak tahu bahwa Gemalto yang memproduksi kartu-kartu tersebut,” katanya.
Tan menjelaskan, Gemalto perlu berekspansi ke Indonesia karena kebutuhan kartu plastik di negeri ini sangat besar. Selain itu, kalangan perbankan sedang giat bermigrasi ke EMV.
Proyek migrasi ke EMV sudah digelar Bank Indonesia pada 2008 lalu. BI memilih Malaysian Electronic Payment System (MEPS), asal Malaysia, sebagai pelaksana program. Pada tender yang digelar 2007 lalu itu, MEPS menyisihkan Gemalto, Visa, dan Castle dari Taiwan.
Menurut Tan, meski kalah tender, Gemalto tetap bekerja sama dengan institusi keuangan dalam migrasi EMV. Caranya, dengan menjalin kerja sama langsung dengan bank. Ia mencontohkan kerja sama Gemalto dengan BCA untuk memproduksi kartu Flazz.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News