Reporter: Nindita Nisditia | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) tengah berupaya untuk menyelesaikan seluruh proses perbaikan kualitas aset melalui penjualan aset-aset kredit bermasalah sebelum akhir tahun 2024.
Penjualan aset-aset kredit bermasalah dilakukan melalui lelang, penjualan secara massal (bulk), kemudian disertai juga dengan inisiatif hapus buku (write-off). Hasilnya, pada semester I 2023, Bank BK Bukopin berhasil menjual aset-aset kredit bermasalah senilai Rp 3,8 triliun.
Wakil Direktur Utama Bank KB Bukopin Robby Mondong mengatakan, upaya memperbaiki kualitas aset bank dilakukan dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian dan tata kelola yang baik.
Baca Juga: Bank KB Bukopin Dukung Pembangunan Perpustakaan Multikultural Ramah Lingkungan
Untuk diketahui, per September 2023, BBKP mendapati rasio NPL secara nett ada di level 4,81%, atau nyaris melebihi ambang batas. Sementara itu, NPL gross ada di level 11,22%.
Adapun komitmen perbaikan aset tersebut berhasil memberikan imbas pada penurunan jumlah loan at risk (LAR). Pada kuartal III 2023, rasio LAR bank menurun menjadi 43,9%, atau turun 23,4% YoY dari rasio LAR di periode yang sama tahun lalu yang sebesar 53,5%.
“Hal ini mencerminkan komitmen kami dalam memastikan perbaikan berkelanjutan dan stabilitas dalam menghadapi perubahan kondisi ekonomi,” kata Robby kepada Kontan.co.id beberapa waktu lalu.
Robby mengungkap, proses perbaikan kualitas aset masih berlangsung, dan pihaknya akan fokus untuk menjalankan prosesnya dengan efisien.
Baca Juga: Ingin Raih Kepercayaan, KB Bukopin Bakal Ganti Nama Jadi KB Bank
Robby menambahkan, Bank BK Bukopin akan terus berupaya untuk menyelesaikan seluruh proses perbaikan kualitas aset sebelum akhir tahun 2024.
“Langkah-langkah ini tidak hanya mendukung pemulihan kesehatan portofolio, tetapi juga merupakan bentuk tanggung jawab kami terhadap nasabah dan pemangku kepentingan,” imbuh Robby.
Bank KB Bukopin memproyeksikan rasio NPL gross akan berada dalam kisaran 8%-10%, sementara NPL net akan dijaga tetap berada di bawah 5% pada akhir tahun 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News