kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Guyuran Kredit Korporasi Tetap Mekar


Sabtu, 15 Juni 2013 / 10:19 WIB
Guyuran Kredit Korporasi Tetap Mekar
ILUSTRASI. Cara Cek Battery Health/Kesehatan Baterai, Pengguna iPhone 6 atau OS 11.3 ke Atas


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Dessy Rosalina

JAKARTA. Pasokan obligasi korporasi yang melimpah tidak menyebabkan perbankan gentar menggeber kredit korporasi. Sejumlah bankir yang dihubungi KONTAN memasang target optimistis, tahun ini bank yakin, mencapai pertumbuhan kredit korporasi sekitar 20%.

Bankir berpendapat, kredit perbankan tetap menjadi pilihan, lantaran prosesnya lebih mudah dan cepat. Tawaran bunga kredit korporasi juga tak kalah kompetitif dibandingkan obligasi korporasi. Mengutip data Bank Indonesia (BI), besaran bunga kredit modal kerja bank rata-rata yakni 11,8%. Bandingkan, di pasar obligasi korporasi, tawaran paling anyar disodorkan PT Panorama Sentrawisata Tbk (PANR), yakni 9,5%-10,5%.

Alasan lain, perusahaan tetap membutuhkan dana segar yang likuid untuk membiayai modal kerja. "Biasanya perusahaan akan mengambil bond untuk membiayai investasi atau proyek baru," kata Direktur Korporasi Bank Central Asia (BCA), Dahlia Mansor Ariotedjo Jumat (14/6).
Saat ini permintaan kredit korporasi tetap besar. Dahlia menyebutkan, permintaan deras masih berdatangan dari sektor telekomunikasi, otomotif, makanan, minuman dan pembiayaan konsumen.

Tahun ini, BCA membidik pertumbuhan kredit korporasi sebesar 18% sampai 24%. Pada kuartal I-2013 kemarin, BCA mencatat pertumbuhan kredit korporasi 17,2% atau mencapai Rp 87,60 triliun dibandingkan periode sebelumnya
Rp 74,77 triliun.

NPL terjaga

Direktur Whosale Banking Bank Permata, Roy A. Arfandy, menuturkan pihaknya yakin, pada semester kedua nanti, permintaan kredit korporasi tetap ada, meski dibayangi melemahnya ekonomi global. Dia menyebutkan, perusahaan kelas kakap mencari alternatif lain untuk pendanaan usaha, selain penerbitan obligasi. Apalagi, perusahaan harus mencermati rasio utang sebelum menerbitkan obligasi. "Suku bunga kredit sektor korporasi masih rendah. jadi tidak ada masalah meminjam kredit di bank," ujarnya.

Deputi Gubernur BI, Halim Alamsyah, menyampaikan pihaknya terus memantau pertumbuhan penyaluran kredit pada beberapa sektor. Seperti industri listrik. Dia memperkirakan, perlambatan kredit sektor industri hanya musiman. "Rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) pada sektor industri belum akan melonjak, karena sejuah ini masih baik," kata Halim.

Roy mengatakan, untuk mempertahankan pertumbuhan kredit korporasi, Bank Permata membidik sektor-sektor unggulan seperti makanan, minuman, logistik dan transportasi. Tahun ini, pertumbuhan kredit korporasi dan komersial Permata diperkirakan antara 20% sampai 25%. "Rasio NPL saat ini masih aman," tutur Roy. Sementara itu, Bank BNI fokus menggarap pasar kredit korporasi BUMN untuk menjaga kualitas kredit. Direktur Business Banking BNI, Krishna R. Suprapto, menjelaskan BNI membidik pertumbuhan sebesar 20% atau Rp 86,68 triliun. Di kuartal satu lalu, kredit korporasi telah mengalir sekitar Rp 2 triliun. n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×