kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

GWM melonggar, perbankan tak bergegas pacu kredit Ekspor


Selasa, 03 Maret 2020 / 21:55 WIB
GWM melonggar, perbankan tak bergegas pacu kredit Ekspor
ILUSTRASI. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (tengah) didampingi Deputi Gubernur Senior Destry Damayanti (kiri), dan Deputi Gubernur Erwin Rijanto, memberikan keterangan pers mengenai langkah kebijakan untuk menjaga stabilitas moneter dan keuangan akibat dampak


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Niat Bank Indonesia (BI) melonggarkan giro wajib minimum (GWM) baik Rupiah dan Valas guna memacu kredit ekspor-impor tak akan disambut tergesa-gesa oleh perbankan. Sejumlah bankir mengaku, penyebaran Covid-19 (corona) sejatinya memang turut melemahkan permintaan kredit secara global.

Dari catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sepanjang 2019 penyaluran kredit ekspor perbankan sejatinya juga negatif 1,87 % (yoy) dari Rp 131,58 triliun pada 2018 menjadi Rp 129,12 triliun akhir tahun lalu.

Baca Juga: Bank Mandiri sebut kebijakan baru BI bisa memperkuat likuiditas di pasar

Penurunan pertumbuhan ini pun ditambah makin buruknya kualitas kredit berorientasi, dimana pada 2019 rasio non performing loan (NPL) mencapai 1,91%, meningkat 17 bps dibandingkan akhir 2018 sebesar 1,74%.

“Penyaluran kredit harus datang dari kebutuhan pelaku usaha, tidak bisa asal didorong-dorong,” kata Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Jahja Setiatmadja kepada Kontan.co.id, Selasa (3/3).

Lagi pula, bank swasta terbesar di tanah air ini sejatinya memang mulai mengurangi eksposur kredit ekspor. Tahun lalu pertumbuhan kredit ekspor BCA tercatat negatif 3,2% dengan nilai penyaluran Rp 1,9 triliun.

Tahun ini sesuai dengan target pertumbuhan kredit yang moderat di kisaran 5%-7%, segmen kredit ekspor juga hanya akan dijaga penyalurannya. Likuiditas Valas BCA disebut Jahja kini juga masih sangat longgar di kisaran 50%-60%.

Baca Juga: Penurunan bunga kredit sudah dimulai, segmen mana yang turun lebih dulu?

Direktur Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Haru Koesmahargyo juga menyatakan hal senada, meskipun ia mengaku BRI dapat tambahan likuiditas hingga Rp 9 triliun dari aksi pelonggaran GWM ini, segmen kredit ekspor perseroan cuma ditargetkan tumbuh moderat.

“Saat ini kredit ekspor BRI nilainya sekitar Rp 40 triliun atau setara 5% dari portofolio. Di mana mayoritas berasal dari segmen korporasi dan industri pengolahan. Dengan fokus di segmen mikro tahun ini, segmen korporasi kami jaga pertumbuhannya di level moderat,” katanya Haru kepada Kontan.co.id.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×