kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hadapi Kenaikan GWM, Perbankan Perkuat Likuiditas


Jumat, 24 Juni 2022 / 15:58 WIB
Hadapi Kenaikan GWM, Perbankan Perkuat Likuiditas
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi keuangan di kantor cabang Bank Sahabat Sampoerna, Jakarta, Senin (8/11). /pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/08/11/2021.


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan Giro Wajib Mininum (GWM) diperkirakan akan berdampak moderat terhadap likuiditas perbankan. Meski demikian sejumlah bank terus perkuat likuiditas untuk mendukung penyaluran kredit tahun ini. 

Melalui strategi tersebut, rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit rasio (LDR) semakin sehat. Peningkatan LDR akan menopang pendapat perusahaan dari penyaluran kredit.  

Bank Capital misalnya, mencatatkan LDR sebesar 12,35% pada 2021. Dengan penyaluran kredit sebesar Rp 2,31 triliun dan dana pihak ketiga (DPK) senilai Rp 16,36 triliun pada periode yang sama. 

Dengan realisasi itu, bank akan memperkuat likuiditas melalui rencana rights issue pada Juli 2022. Bank bersandi BACA ini akan menerbitkan 19,96 miliar saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp 100 per saham.

Baca Juga: Permudah Transaksi Trade Finance, Bank Mandiri Optimalkan Kopra by Mandiri

"Bank Capital ingin meningkatkan modal dari rencana yang tertunda untuk mencapai modal inti Rp 3 triliun," kata Direktur Utama Bank Capital Wahyu Dwi Aji, Jumat (24/6). 

Selain rights issue, pihaknya juga akan meningkatkan portofolio pinjaman ke sektor produktif termasuk pengembangan kredit pensiun dengan menggandeng Taspen dan PT Pos. Diharapkan strategi itu bisa menopang LDR di level 50% sampai akhir tahun. 

Tak berbeda, Bank Ina juga berencana menggelar rights issue pada kuartal IV 2022 untuk memperkuat likuiditas. Perusahaan membidik dana Rp 1 triliun dengan melepas 2 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp 100 per saham.

Selain itu, perusahaan juga akan berupaya mengurangi penghimpunan deposito dan fokus mendorong dana murah (CASA). Sementara dana yang tidak tersalurkan ke kredit akan ditempatkan pada obligasi korporasi, obligasi pemerintah dan Bank Indonesia (BI). 

Tahun ini Bank Ina membidik LDR di kisaran 50% - 70%. Direktur Utama Bank Ina Perdana Daniel Budirahayu berharap LDR perseroan meningkat sejalan dengan membaiknya perekonomian. 

Baca Juga: Perkuat Modal, Bank Aladin (BANK) Bakal Private Placement 1,37 Miliar Saham Baru

Perusahaan juga sudah mengantisipasi kenaikan GWM dan diperkirakan tidak berdampak besar terhadap likuiditas. Dengan likuiditas yang memadai, perusahaan optimistis penyaluran kredit sesuai target.

Sementara Bank Sampoerna mencatatkan LDR di level 94,1% per Maret 2022. Direktur Keuangan dan Perencanaan Bisnis Bank Sampoerna Henky Suryaputra mengatakan masih ada waktu dalam penyesuaian GWM 9% pada September 2022. 

Pihaknya optimis penyaluran kredit bisa lebih tinggi dari industri perbankan dan LDR di jaga pada level 90% sampai akhir tahun. Dengan fokus pendanaan dari DPK dan memaksimalkan layanan Sampoerna Mobile banking. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×